BLOGGER TEMPLATES AND iPhone Wallpapers »

Sabtu, 07 Mei 2011

~~~My Life in Indonesia~~~

Cerita sebelumnya :

Caramel melihat Jasmine bersama Gilang. Dan Karin yang tadi bersama Jasmine tidak ada! Sungguh aneh! Padahal Jasmine harus menjaga Karin dengan “over protective”. Karin masih kecil dan belum tau apa-apa. Dan Jasmine telah meninggalkannya.


~~~Chapter 10~~~


“Kita nguping pembicaraan Jasmine dan Gilang. Bagaimanapun, mereka ngga mungkin saling kenal.” Kata Revina.
“Iya! Dan yang aneh dimana Karin?? Bukannya tadi sama Jasmine?” Kata Caroline heran.
Sementara itu terjadi sedikit pertengkaran di tempat Jasmine dan Gilang...
“Lang, kamu harus kembali ke aku. Aku ini pacarmu! Walau sekarang Cuma mantan! Tapi, plis lah! Aku cuman ingin jadi milikmu lagi!!!” Kata Jasmine.
“GAK! Hatiku udah buat orang lain!! Dulu kamu ninggalin aku ke Amerika buat sekolah. Sekarang aku udah nggak mau lagi sama kamu, Jasmine!!!” Teriak Gilang.
“Emang siapa yang kamu suka? Tell me plis! I wanna know! Janji, gak akan bilang everybodies!” Kata Jasmine menahan air matanya dan rasa sakit di hatinya. 
“Orang yang gue suka itu Revina Machbet. Dia itu pinter, tangguh, sabar dan cantik. Tapi, gue lagi marahan sama dia.” Kata Gilang.
“What!? Revina?! Dia kan sepupu aku! Kok bisa sih?! Aku nggak rela! Gak rela! Pokoknya aku bakalan bilang dia jangan deketin kamu!!” Kata Jasmine.
“GAK!!!! Kita tuh udah nggak ada hubungan apa-apa lagi! Jadi, jangan deketin aku! Terserah dong aku mau apa dan suka sama siapa.” Kata Gilang sinis.
“Tapi… I still love you. And don’t want to be broke up with you! Dulu aku salah, tapi now I still wanted to be with you.” Kata Jasmine menggunakan bahasa Inggrisnya supaya tidak terlihat kalau ia sakit hati.
“Dah ya! Aku gak ada waktu buat kayak gini! Aku kesini buat beli something. Bukan ngobrol sama sang mantan yang super nyebelin!!” Kata Gilang sambil berlalu meninggalkan Jasmine dalam kesedihannya…
“Gilang! Wait! Hear me please!!” Teriak Jasmine.
‘ya ampun… Jasmine kasian banget sih! Gilang kok bisa sejahat itu? Kasian dia..’ batin Vina.
Caramel tersentuh mendengar percakapan itu. Apalagi Revina, ia berfikir pasti ia akan dimarahi Jasmine karena merebut pacarnya atau pacar kekasihnya. Tapi, Vina sekarang akan menolak kalau-kalau Gilang menyatakan cintanya. Ia lebih mementingkan Jasmine sepupunya, daripada dirinya sendiri.
“Jasmine, aku udah denger semuanya. Aku janji, kalo misalnya Gilang menembak ku lagi, bakalan kutolak habis-habisan dia. Dan akan kuberikan ke kamu. Jadi, kamu jangan sedih lagi ya?” Kata Revina.
“Jangan kamu ngalah terus, Rev! Kalo emang Gilang suka kamu, dan kamu juga aku gak papa kok! Cinta itu kan tak harus memiliki. Lagipula kita udah gak ada apa-apa lagi. Jadi, ambil aja dia. Dan Karin, kau pasti mencarinya. Ia ada di took ini saat aku mau ngomong sama Gilang. Ambillah, Karin.” Kata Jasmine mengusap air matanya.
“Gak. Aku tau kamu masih cinta dia. Aku bakalan ngalah. Jadi, tenang aja. Aku nggak bakalan ngambil pujaan hatimu. Dah ya, aku ambil Karin dulu.” Kata Revina sambil masuk ke dalam toko.
Ia melihat Karin sedang main dengan asyik. Tega sekali Jasmine menaruhnya disini. Hanya karena mau ngomong yang gak penting sama Gilang! Pada akhirnya, ia ditolak. Untuk apa memikirkan cinta. Yang ujungnya akan mebuat hati kita sakit. Lebih baik juga belajar. Dan lebih berguna. Karin dibawa oleh Revina. Jasmine ditinggal karena ia mau menenangkan diri terlebih dahulu. Gilang begitu jahat! Vina tidak akan mau lagi berteman dengannya. Gilang sudah membuat sepupunya sakit. Sakit hati tepatnya. Pokoknya Vina harus membalas perbuatan Gilang. Ia tidak mau membiarkan sepupunya disakiti di depan banyak orang seperti tadi. Sebenarnya Vina paling malas kalau disuruh membalas. Tapi, ada yang menyakiti saudaranya. Ia akan membalas dengan cara menolak Gilang kalau ia menembaknya.
“Rev, kamu juga harus membalas Lollypop Girls. Mereka lebih penting dibalas daripada Gilang. Mereka udah buat kamu terpuruk. Gilang kan biasa aja.” Kata Caroline.
“Gak, Rol. Sepupuku lagi sakit hati. Jadi, menurutku itu yang lebih penting sekarang. Tolong ya jangan ikutcampur. Karena ini masalahku.” Kata Revina.
“Gak! Ini masalah kita bersama. Aku juga bisa Bantu kamu. Walau gak banyak. Oke, kita emang gak perlu bales Lollypop Girls, kita harus buat Gilang patah hati.” Kata Caroline.
“Iya. Sekarang pulang yuk. Capek aku. Main dulu aja di rumah Vina. Main! Males aku di rumah! Gak ada fasilitas apapun!” Kata Melinda.
“Yaudah yuk!” Kata Revina dan Caroline bersamaan.
Mereka pulang dengan mengendarai sepeda. Di perjalanan, lagi-lagi ia bertemu Gilang. Apa emang jodoh ya? Pokoknya Revina bakal pura-pura gak liat. Dan Gilang pasti merasa disakiti. Sama kayak dia nyakitin Jasmine. Jasmine udah pulang. Caramel dan Karin yang dibonceng Revina berteriak-teriak senang. Padahal sekarang kakak-kakaknya sedang khawatir dan panik. Revina terus membuang perasaannya terhadap Gilang. Ia harus membenci Gilang. Mungkin akan sulit baginya untuk membenci orang yang sangat ia kagumi, tapi itu jalan terbaik.

SKIP….

“Hm, kenapa sih Gilang jahat gitu? Aku bener-bener nggak habis pikir! Dia jahat banget! Aku tau karena dia suka aku. Tapi, itu gak mungkin. Dengerin Taylor Swift aja deh.” Gumam Vina di kamarnya.
Begitulah kesukaan Vina. Biasanya kalo lagi marah/seneng selalu mendengarkan musik. Ia suka dengan Taylor Swift. Penyanyi musik country yang sangat berbakat. Ia menyukainya karena setiap lagunya selalu sama dengan kehidupannya. Kalo lagi sakit hati, dia suka denegrin White Horse. Itu emang tentang Taylor yang kehilangan pacarnya/sakit hati.

~now its too late for you and your white horse~

“Ada SMS! I hope that’s not Gilang!”


From : Caroline


Rev, kumpul di taman jam 3 yaa… Aku sama Melinda nunggu disana…!!!! Cepet ya!

From : Revina

Aku nggak bisa. Harus belajar. Can’t stay longer. Sorry… 

From : Caroline

Maaf, tapi ini penting banget. Ngebahas tentang rencana buat Gilang. Dan upaya buat ngerjain Gilang. Jadi, plis banget! Sekali ini aja deh! :D

From : Revina

Iya deh! Tapi, aku nggak bisa lama-lama. Aku harus belajar. Dan jam 15.30 guru privatku datang….

From : Caroline

Bilang aja sama gurumu jam 4 aja. Katanya mau bales Gilang? Ya harus dateng dong!

From : Revina

Iya dah!! Lagi apa, Rol???

From : Caroline

Tiduran, ngerjain pr, denger musik. Kamu???

from : Revina

Ooo… Aku lagi santai aja… Hehehe… PR?

From : Caroline

Matematika. Besok ulangan PKN?? Hahaha :DD

From : Revina

Oo.. Aku udah doong!!! Dah yaa… Mau tidur. Met ketemu nanti!!

From : Caroline

Okay…


Vina pun tidur. Jam masih menunjukkan pukul 1. Dan kalau tak dibangunkan bisa terlambat janjian di taman saat jam 3 nanti. Tapi, Vina memang tidak niat menemui Caramel. Ia capek dan juga lelah.
Tak terasa sudah menunjukkan pukul 3. Padahal teman-temannya sudah di taman dan Vina masih tidur. Vina tergugah
“Hah?! Udah jam 3?! Caroline?! Rencana Gilang?! Pasti mereka udah nunggu lama!!” keluhnya.
Vina secepat kilat mandi. Tapi, menurut author cara mandinya masih lama!! Setelah itu, Tea Time dengan tergesa-gesa. Ia tidak mau membuat sahabatnya menunggu. Caramel menunggu di taman dengan sabar. Revina segera menaiki sepeda dan mengendarainya dengan kecepatan penuh. Tiba juga di taman.
“Sorry, telat! Tadi aku ketiduran! Dah cepet aku gak ada waktu, mau bahas apa??” Tanya Vina dengan terengah-engah.
“Tunggu! Jasmine masih di rumahmu? Kita pengen ketemu! Dan menjalankan rencana untuk Gilang!” kata Caroline.
“Masih! Kenapa nggak bilang daritadi? Kan tadi aku bisa berangkat bareng dia!! Kalian maunya apa sih?! Ini tuh udah membuang waktuku!! Waktu yang seharusnya untuk Tea Time dan studying!!” Kata Vina kesal dan gusar.
“Maaf! Tapi, kita perlu dia juga. Karena yang disakiti kan dia. Jadi yaa.. Gimana gitu kalo nggak ada Jasmine.” Kata Caroline.
“Tau ah! Kalian kalo mau rencanain something lewat SMS aja! Dayschool aku super sibuk!! Gak boleh diganggu! Kalo gak mau ngomongin apapun, aku pulang sekarang!!!” Kata Vina menaiki sepedanya dan pergi meninggalkan mereka yang masih tercengang.
Mungkin Caramel akan bertengkar untuk sementara.
“Gimana sekarang?? Revina kalo udah marah lama disemuhinnya! Malah marah sama kita, sahabatnya! Aduh! Harusnya kita langsung ngomong aja! Gak usah pake basa-basi segala!!” Gerutu Caroline.
“Iya. Gak usah nyari Jasmine segala. Kita emang bodoh, sahabat masa gatau sifat sahabatnya. Kita gak bisa ngertiin Vina. Harusnya kita ngerti kalo dia itu sangat menghargai waktu! Malahan jadi kacau gini sekarang!!” Kata Melinda.
“Udah! Mending sekarang kita ke rumahnya aja, buat minta maaf! Kita harus minta maaf! Atau dia bakalan marah terus sama kita! Kamu gak mau kan??” Kata Caroline.
“Sebaiknya jangan sekarang. Orang yang lagi marah itu biasanya nggak mau diganggu. Nanti aja, kalo kemarahannya udah reda. Nanti malah kita tambah dimarahin lagi.” Kata Melinda.
“HEH! Aku lebih tau Revina! Aku sahabatan sama dia lebih lama dari kamu!! Kok kamu malah ngeyel sih?! Seharusnya kita ngomong sekarang!! Aku tau Revina lebih dari kamu!! Kamu baru kenal dia beberapa hari aja udah belagu!!” Bentak Caroline yang sedang meledak dan naik darah itu.
“Aku tau… Tapi kan, biasanya orang marah nggak mau diganggu. Dia ingin sendiri dan menenangkan diri dulu. Jadi, besok aja di sekolah kita minta maaf. Toh, kita nggak salah. Biarin Vina nenangin diri dulu.” Kata Melinda menggurui.
“GAK!!! Aku lebih tau dia! Dia nggak suka orang lelet! Dia mau nya cepet!! Kalau marah minta maaf segera!!” Kata Caroline mulai kesal.
“TERSERAH! Kalo kamu mau minta maaf sana!! Aku sih ogah nanti kena marah lagi!!” Kata Melinda sambil mengendarai sepedanya karena tidak mau berdebat lebih lama lagi dengan Caroline yang menyebalkan itu!
“Sahabat apaan tuh?! Harusnya kan dia minta maaf! Bukannya malah pergi gitu aja!! Aku jadi ilfeel sama dia!!” Kata Caroline gusar.
Caroline memmutuskan untuk pulang. Ia ingin belajar. Dan ia sudah melewati waktu minum teh.. Sungguh mengesalkan! Seharusnya mereka sudah melakukan sesuatu untuk Gilang, tapi malah jadi bertengkar! Agh!! Mereka bermusuhan hanya karena masalah sepele! Yaitu keegoisan Caroline. Caroline memang kadang-kadang mengesalkan. Tapi sebenarnya ia baik. Ia hanya tidak ingin membuat Revina sedih. Caroline ingin membuat Vina selalu bahagia. Tidak disakiti oleh siapapun, tapi caranya itu salah. Harusnya tidak dengan membuatnya bertambah marah. Kini mereka terpecah belah. Tapi, mungkin sebentar lagi akan kembali. Malamnya, Ayah Revina datang. Ia lupa kalau sudah 2 minggu.
“Hi, honey. Gimana di sekolah? Udah dapet temen banyak? Dan yang paling penting, nilainya??” Tanya Ayahnya.
“Cukup baik. Yah, aku berusaha sangat keras. Karena aku ingin membuktikan kalau Amerika itu bagus! Bahkan lebih bagus dari Indonesia!” Kata Vina.
“Mom! Buatkan kopi ya! Kita mengobrol disini. Sudah lama sekali nggak kumpul bareng.” Kata Papanya.
“Sekalian kuenya juga, Ma!” Kata Revina menambahkan.
Di dapur, Mamanya sangat sibuk. Memasak segala makanan kecil dan membuat minuman. Mungkin mereka tidak akan tidur malam itu. Yah, besok kan hari Minggu tak apalah tidur larut. Dan Vina bebas. Bisa nonton TV sampai malam. Walau mungkin sekarang mereka akan mengobrol sepanjang malam. Biasanya, kalau di Amerika ini sudah musim salju dan sebentar lagi Natal. Tapi, di Indonesia kan tidak ada musim salju. Itu yang Vina benci. Hanya ada musim panas dan penghujan. Makanan dan minuman jadi. Mereka berempat termasuk Karin duduk mengobrol. Ayah menceritakan waktu dulu pertama kali bertemu Ibu. Sungguh mengesankan! Dulu ayah juga kaya, karena Keluarga Machbet. Ibu orang biasa saja.

FLASHBACK TO FATHER MOTHER’S LIFE

Ayah seorang mahasiswa di Standford University. Ibu kebetulan mendapat beasiswa disana juga. Tapi, beda jurusan dengan Ayah. Ayah psikologi, sedang Ibu kedokteran. Tapi sekarang Ibu hanya Ibu Rumah Tangga bukan seorang dokter. Itu karena Ayah sudah kaya, jadi Ibu merasa tidak perlu bekerja. Ayah dan Ibu bertemu saat istirahat. Dulu, Ayah yang menyukai Ibu. Tapi, Ibu juga menyukai Ayah.
Dan kita berdua menjadi sahabat. 2 tahun kemudian menjadi pacaran. Sahabat jadi cinta. Ibumu duluan yang memulai. Ayah sih biasa saja. Kita sering naik bis bareng, naik kereta bareng. Ayah yang mentraktir semua. Ayah sering mentraktir ibumu jajan. Dan ayah jatuh cinta pada Ibu, saat Ibu bilang ia kedokteran. Itu artinya, Ayah menyukai wanita yang pintar. Bukan dari tampangnya tapi dari kepintaran dan ketulusannya. Pada minggu berikutnya Ayah dari Ayah ingin bertemu dengan orang yang Ayah sukai. Tapi Ayah menolak. Karena Ibu hanya wanita sederhana. Sedangkan wanita yang disenangi Kakek adalah wanita yang mewah. Tapi akhirnya Ayah memberi tau juga. Dan Kakek menyukai gadis tersebut. Akhirnya, 1 bulan kemudian mereka dinikahkan karena mereka sudah direstui oleh orang tua mereka maisng-masing. Ibu sempat malu harus menikah dengan orang yang kaya. Sedangkan ia sendiri begitu lusuh. Tapi, Ayah melindunginya daei apapun. Karena cinta itu bukan dilihat dari penampilan, tapi ketulusan. Itulah cerita masa lalu Ayah dan Ibu Revina. Memang sangat mengharukan. Tak terasa makanan habis dan sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Sudah waktunya Vina tidur. Tapi, Vina belum mengantuk. Akhirnya semua masuk kamar. Jasmine di kamar dari tadi, jadi tidak mendengar cerita Ayah Ibu. Jasmine masuk ke kamar Vina karena ia ingin curhat dan main kartu sebentar.
“Vin, kalo kamu beneran suka sama Gilang, ambil aja dia. Aku juga nggak butuh lagi kok. Yang penting kamu seneng, aku pun juga ikut seneng.” Kata Jasmine.
“Baiklah. Tapi, aku nggak suka dia. Dia yang suka aku. Jadi, aku gak bisa nerima dia. Buat kamu aja deh!” Kata Vina.
“Bohong! Kamu suka dia. Kamu gak bisa bohongin perasaanmu. Aku tau. Kamu suka dia!! Itu pasti! Tatapan matamu sudah menunjukkan kamu suka dia.” Kata Jasmine.
“AKU GAK SUKA DIA! Siapa sih kamu?! Yang tau kalau aku suka atau gak Cuma aku! Dan aku gak suka dia!!! Kamu gak tau apa-apa tentangku!! Udah, aku mau tidur, capek.” Kata Vina.
“Vina… Vina…” Gumam Jasmine.


To be continue~~~~