BLOGGER TEMPLATES AND iPhone Wallpapers »

Jumat, 22 April 2011

~~~My Life in Indonesia~~~

Cerita Sebelumnya : “Nah, sekarang saatnya pembalasan! Karena kau sudah buat popularitas kita down. Disini sepi jadi kalian gak bisa minta tolong ke siapapu.” Kata Paramitha sinis.
“Jangan sakiti mereka!” teriak ‘seseorang’


~~~Chapter 8~~~


“Jangan sakiti mereka!” teriak seseorang yang ternyata Gilang. Semua yang ada disitu menatap kepadanya.
“Jangan sakiti mereka! Atau kalian akan berhadapan denganku!” ulangnya sekali lagi memastikan Lollypop Girls tidak menyakiti mereka.
“Tapi, Gilang. Kita kan cumin bercanda. Main gitu deh. Kamu percaya kan?? Ya, kan, Vin?” kata Mitha merangkul Vina.
“Rev, kayaknya mereka bohong deh. Atau tadi memang cuma permainan mereka? Aku bener-bener nggak pernah liat anak kayak mereka.” Kata Caroline.
“Ya, Rol. Mereka emang bohong. Tapi, mendingan kita turuti aja. Daripada kita dilabrak lagi kayak tadi. Kamu nggak mau kan?” kata Revina.
“Iya, gak mau. Oya, Gilang siapamu, Rev? Pacarmu ya? Kok kayaknya perhatian banget sih sama kamu??” Tanya Caroline.
“Ng.. Bukan. Cuma temen kok hehe.” Jawab Revina dengan wajah memerah (A/N:Biasanya boong tuh..)
“Gue nggak percaya sama kalian! Kalian itu selama ini tukang bohong! Dan nggak mungkin kalo ini Cuma bercanda! Kalo sekali lagi lo masih nyakitin Revina, awas!” ancam Gilang.
“Kali ini kalian boleh lolos, tapi lain kali gak akan lolos lagi! Inget itu Yang Mulia Revina Machbet!” kata Mitha sinis dan meninggalkan mereka bertiga.
“Heh! Jangan ganggu sahabatku!! Aku nggak suka!! Kalo sampe kalian berani deketin Revina awas! Aku bikin jadi tempe goring kalian!!” ancam Caroline.
“Siapa takut! Yuk, guye cabut!!” kata Paramitha melangkah dengan gaya cntilnya yang memuakkan.
“Aku heran sama kamu, Rev. Dari dulu sampe sekarang selalu aja sabar menghadapi orang kayak gitu. Dan selalu aku yang melawan. Rev, aku tau maksudmu baik, tapi kalo didiemin mereka nggak akan jera! Kita harus ngerjain mereka!” kata Caroline.
“Udahlah. Aku nggak mau nyari gara-gara. Ngapain ngurusin kayak gitu. Kayak nggak ada kerjaan lain aja. Yuk, pulang.” Kata Revina.
“Revina emang gitu, Mel. Dia tangguh dan sabar. Makanya aku mau jadi sahabatnya.” Kata Caroline.
“Iya. Aku juga. Gimana kalo kita biking geng??” Tanya Melinda.
“Iya!! Setuju! Tapi, namanya apa??” Tanya Caroline balik.
“Hmm, nama kita kan Caroline, Revina. Melinda. Gimana kalo CAREMEL aja??” kata Revina mengusulkan.
“Boleh tuh! Artinya apaan??” Tanya Caroline.
“Ca untuk Caroline, Ra untuk Revina, Mel untuk Melinda. Artinya cokelat yang manis.” Kata Revina.
“CARAMEL!!!! Yeah!” teriak Caroline

“Hi, Mom! Aku seneng deh! Karena tadi Caroline sahabatku masuk ke sekolahku! Jadi, kita sama-sama lagi!!” kata Revina.
“Caroline? Anak pengusaha keluarga Bable dan terkaya kedua setelah kita?? Bagus dong, jadi kalian bisa main lagi dan nggak kesepian.” Kata Momnya.
“Iya, Mom. Aku juga sama Caramel nanti sore bakal belajar bareng. Saat Tea Time. Jadi, tolong siapin makanan yang banyak ya.” Kata Revina.
“Caramel?? Apa itu?” Tanya Mom.
“Caroline, Revina, Melinda. Artinya cokelat yang manis.” Jawab Revina riang.
“Nama yang unik. Sekarang kau bersepeda dan belikan kue di took seberang. Terserah berapa. Secukupnya untuk 3 anak.” Kata Mamanya.
“Baik, Mom.”
Di perjalanan membeli roti dan kue-kue, lagi-lagi ia bertemu Gilang. Ia jadi malas. Takut diajak omong dan memikirkan seharian akan menolak/menerima cintanya. Ia memilih jalan memutar dan Gilang melihatnya. Sial baginya. Gilang mengejar sambil berteriak, “Vina! Vina! Berhenti! Kenapa kau jadi menjauhiku? Vina!!!”
Vina mengayuh sepedanya lebih cepat. Ia tidak ingin bertemu dengan Gilang. Tak lama kemudian ia terjatuh dari sepedanya.
“Aww,” pekiknya.
Gilang segera dating menolong.
“Kau tidak apa-apa kan??” Tanya Gilang.
“Tidak. Aku baik-baik saja.” Jawabnya singkat.
“Tunggu! Lukamu di dengkul! Darahnya banyak sekali! Lebih baik kau ikut ke rumahku dan diobati dahulu.” Kata Gilang.
“Tidak usah! Aku masih bisa berjalan! Lebih baik kau pulang dan jangan hiraukan aku! Dan makasih udah nolong aku waktu itu!!” kata Vina bergegas meninggalkan Gilang.
‘Aneh.. kenapa dia begitu?’ batin Gilang.
Vina sampai di tempat took kue itu. Ia segera membeli kue-kue dan berbagai macam makanan lainnya. Ia merasa kesakitan karena darah pada lukanya tak kunjung berhenti. Tapi, ia terus bertahan. Ia membayar roti yang dibelinya dan segera pulang. Ia ingin cepat sampai dirumah dan mengobati lukanya agar tidak infeksi. Akhirnya ia sampai di rumah dan menuju kamarnya. Kemudian masuk ke kamar mandi untuk mencuci lukanya terlebih dahulu. Setelah itu barulah ia meneteskan betadine perlahan-lahan.
“Sial! Mana sakit banget! Ih!” keluhnya.
“Kamu kenapa,Vin??” Tanya Mama dari luar pintu.
“Gak papa kok, Ma.Cuma jatoh aja. Ntar juga baik lagi. Temen temen udah dating??” Tanya Revina.
“Udah. Baru si Caroline. Temen satu lagi belom.” Kata Mama.
Vina segera meng SMS Melinda.

From : Vina Caramel

Mel, Caroline udah dateng. Kok kamu belom?? Cepet dong, jangan lama-lama!!

From : Caramel Melinda

Iya. Bentar, ini lagi mau mandi. Tadi aku ketiduran, tapi dalam 10 menit udah sampe kok.

From : Vina Caramel

Bener? Ok kutunggu…


Vina segera turun ke lantai bawah agar Caroline tidak menunggu lama.

“Hai!! Nunggu lama?? Melinda 10 menit lagi sampe. Mending belajar dulu aja yuk? Kalo Melinda sampe baru Tea Time.” Kata Revina.
“Yaudah, yuk. Mau belajar apa??” Tanya Caroline.
“Matematika. Ada PR kan?? Aku nggak akan pernah bisa ngerjain tuh PR sendiri.” Kata Revina.
Akhirnya mereka mengerjakan PR Matematika dengan susah payah. Dan soalnya juga sangat sulit!! Membuat kepala mereka bagaikan meledak! Lama sekali mereka menunggu Melinda. Seperti sudah lewat 10 menit. Karena yang bisa dan jago Matematika hanya Melinda.
“Hai! Maaf telat! Lagi ngerjain Matematika yaa? Aku udah selesai doong!” kata Melinda.
“Pinjem!!!!”
“Ini makanan dan minumnya. Belajar yang rajin ya.” Kata Mama Vina.
“Makan dulu yuk! Lapeerr!” kata Vina.
“Ayyuuukkk!!!!!”
“Kuenya enak banget!! Jus melon nya juga seger banget!! Mamamu pinter masak ya!” kata Melinda memuji.
“Kuenya beli, jadi jelas aja enak. Kalo jus melon emang Mama yang buat. Emang kok!!” kata Revina.
“Tehnya juga enak! Anget! Hm,,,” kata Caroline tersenyum.
“Dah pada kenyang kan? Belajar lagi yuk?” ajak Vina.
“Iya! Aku mau nyalin PR Matematika dulu!” kata Caroline.
Setelah itu semua sibuk pada pekerjaannya masing-masing. Caroline dan Vina menyalin PR Matematika. Melinda belajar IPS buat ulangan besok. Dan pada saat mereka sedang serius belajar adik Revina yang kecil dating. Merusak semuanya! Caramel marah-marah!
“Dasar trouble maker! Pergi sana! Jangan ganggu kami! Kami sedang belajar! Hus hus!!” bentak Vina.
“Karin.. Jangan ganggu kakak-kakak. Mereka sedang belajar kelompok. Sini ikut Mama ke Mall aja yuk..” ajak Mama.
“Beliin kue yang banyak ya, Ma!” pinta Vina.
“Pasti!!”
Mereka melanjutkan belajar lagi tanpa ada gangguan dari si “Trouble maker” itu. PR Matematika selesai sudah disalin. Sekarang mereka akan belajar IPS untuk ulangan besok. Sebentar-sebentar minum the yang masih ada 1 teko penuh.
***


“Anak-anak, tutup buku kalian! Kita ulangan IPS kan hari ini? Dan yang mendapat nilai buruk, tentu tau akan diberi hukuman apa.” Kata Pak Kaito.
”Aduh! Gue belom belajar! Dan soal itu pasti susahnya setengah mampus! Gimana doong?” kata Paramitha.
“Siapkan selemar kertas. Saya ucapkan soal 2 kali!! Lebih dari itu Tanya teman kalian!!” kata Pak Kaito.
“Eh!! Rat, udah belajar? Nanti kasih contekan ya! Gue lupa kalo ada ulangan!” kata Mitha setengah berbisik.
“Elo apa yang nggak lupa kalo soal pelajaran? Ya deh! Tapi, besok lupa lagi gue nggak akan mau Bantu lo! Kebiasaan jadi lo gak pernah belajar!!” jawab Ratu.
“Sejak kapan elo bisa nyeramahin gue?!” kata Mitha kesal.
“Paramitha! Ratu! Kalau masih bicara, silahkan keluar! Dan tidak ada ulangan susulan!” kata Pak Kaito.
“Seperti biasa tulis soalnya dulu ya. No 1, jelaskan yang dimaksud pajak dan berikan contohnya!” ucap Pak Kaito.
“No 2, sebutkan pajak berdasarkan sifatnya dan berikan contohnya!”
“No 3, apa yang dimaksud subyek pajak dan apa fungsi pajak?”
“No 4, sebutkan rumus-rumus dalam pelajaran pajak maksimal 5! Kalau lebih juga boleh!”
“No 5 terakhir, jelaskan dan jawab;jika Pak Handi punya tanah 120 m² dijual 120.00,00. dan bangunan 50 m² dijual 75.000,00. berapa pajak yang harus dibayar Pak Handi? Itu saja, kerjakan sendiri!” kata Pak Kaito.
“Aduuuh!!! Rat, no 1-5 apa jawabannya??” Tanya Mitha.
“Ntar, baru juga mikir no 1. coba pikir sendiri dulu!” kata Ratu.
“Apa ya? Hm, kalo nggak salah pajak itu… Pajak sesuatu yang wajib dibayar.” Batin Mitha.
“Udah mikir! Mana jawabannya??” kata Mitha.
“Nih..” kata Ratu sambil menyodorkan secarik kertas.
“Apa itu, Ratu? Apakah kau memberikan contekan untuk Paramitha??” Tanya Pak Kaito.
“Gak lah! Itu kertas sampah! Sengaja saya kasih ke Paramitha biar dia aja yang buang! Saya males keluar!” kata Ratu menyelak dengan PD.
Anak-anak mengerjakan ulangan dengan payah. Paramitha malah enak-enakan mencontek. Tapi, tak ada yang memedulikannya. Untung, Ratu pintar. Walau ia anak buah Paramitha, tapi ia selalu ranking 10 besar. Paramitha ranking 20 ke atas. Sedangkan Myo selalu ranking 15 besar. Masih lumayan daripada Paramitha. Mitha sama sekali tidak malu kalau kedua sahabatnya pintar dan ia sendiri yang bodoh. Benr-benar berbeda. Lollupop Girls artinya permen lollypop. Permen itu manis. Tapi tidak menggambarkan sifat ketuanya. Paramitha. Serakah, bodoh, centil, sok eksis. Padahal kalah dengan Revina yang biasa saja.
“Baik, waktu habis. Kalian bisa pulang. Revina, kumpulkan lembar jawaban teman-temanmu. Taruh di meja saya.” Kata Pak Kaito.
“Baik, Pak.” Kata Revina.
“Heh! Tumpuk! Mitha! Mana siniin lembaranmu! Waktunya udah abis! Jangan bikin lama! Aku pingin cepet pulang!” kata Vina menarik lembar jawaban Mitha dengan kasar.
“Apaan sih lo! Gue belom selesai! Nanti gue tumpuk sendiri! Udah! Sana yang lain dulu aja! Repot amat!” kata Mitha kesal.
“GAKK!!!! Nanti kamu curang! Liat buku! Maan gak??!!! Sini!! Heh! Bantu, Ratu!!” kata Vina geram.
“Mit, tumpuk aja. Kan udah kukasih tau jawabannya. Pasti bener kok! Cepetan, Mit!!” kata Ratu.
“Tuh! Kamu curang! Nyontek Ratu! Yang lain kerja sendiri! Kamu malah enak-enakan nyontek! Mana?! Kasiin gitu aja repot!!” kata Revina.
“Nih! Puas lo! Rempong amat lo!! Gue bisa numpuk sendiri! Ish!!! Dan inget! Gue gak suka dipaksa! Apalagi sama lo! Yuk, guys! Kita ke mobil!” kata Mitha.
“Yuk!! Minggir!” kata Mitha sambil menyenggol Vina.
“Jalan pake mata! SHIT!!!!!” gertak Vina.
“Udah sabar, Rev. seumur-umur aku belom pernah denger kamu ngomong kasar. Kayak shit.” Kata Caroline.
“Nih shit pemebrianku buat nenek sihir! SHIT!! Rasakan itu, Paramitha Sysl!! Aku membencimu!” katanya geram.
“Kita temenin numpuk yuk.” Kata Melinda dan Caroline.
“Yuk! Gausah kita ngurusin si peot itu! Sok, centil, sombong! Dan ntah apalagi! Yuk, guys!” ajak Vina.
Selesai menumpuk ulangan mereka menuju ke parkiran sepeda. Dan mengecek ada yang ketinggalan atau gak. Dann… caramel kaget setengah mati karena ban sepeda mereka bocor. Pasti ulah Lollypop Girls. Sekarang mereka harus menuntun sepedanya dan mampir ke pompa ban. Di tengah perjalanan pulang, lagi-lagi ia bertemu Gilang.
“Hai!” sapanya.
“Juga. Yuk cepat! Dah siang nih, laper!” kata Vina.
“Vin..Vin.. Tunggu!” teriak Gilang.


To be continue~~~~


Akankah hubungan Gilang dan Revina baik lagi?
Check it out on chapter 9!

0 komentar: