Bola voli
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. Olahraga Bola Voli dinaungi FIVB (Federation Internationale de Volleyball)[1] sebagai induk organisasi internasional, sedangkan di Indonesia di naungi oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia).[2]

Aksi pukalan Smash dan Blok pada Bola voli
Sejarah
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Alat permainan

Bentuk lapangan bola voli

bola voli
Lapangan permainan
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. [3] Garis batas serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.
Bola
Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram. Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).
Net
Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter.
Cara permainan

Suasana permainan bola voli
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.[4]
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan. Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan mengusahakan untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk memenangkan suatu babak.

Rotasi pemain bola voli
Urutan serve
Penghitungan angka
Aturan permainan dari bola voli adalah:[5]
Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai
Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke daerah musuh. Jika tidak, maka musuh pun akan mendapat nilai
Sistem Pertandingan
Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri dari 8 tim dan akan
disitribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing group terdiri dari 4 (empat) tim.
Setiap tim terdiri dari 10 pemain meliputi 6 pemain inti yang bermain di lapangan dan 4 pemain cadangan.
Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan berlangsung tidak dibatasi.
Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari satu anggota tim sedang bermain untuk cabang olahraga yang
lain.
Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang.
Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang bersangkutan akan dianggap kalah.
Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (best of three), kecuali pada 2 babak sudah di pastikan pemenangnya maka babak ke tiga tidak perlu dilaksanakan.
Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin peserta seri (24-24) maka pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi pertandingan.
Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan.
Kesalahan meliputi:
Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan lawan.
Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola voli harus di pantulkan tanpa mengenai dasar lapangan.
Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai out sebelum menyentuh permukaan lapangan.
Pada saat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin bagi lawan, begitu juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung sebagai poin bagi lawan.
Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve dilakukan.
Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan cara menendang.
Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola dihitung sebagai double faults.
Setiap team diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap babak berakhir. Dan apabila dilakukan babak penetuan (set ke 3) maka tim yang memiliki nilai terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan mencapai angka 13.
Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung hanya 1 menit.
Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti peraturan internasional.
Teknik Bola Voli
Servis
Servis pada zaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan atau sekedar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis tangan atas.Servis tangan atas dibedakan lagi atas tennis servis,floating dan cekis.
1.servis tangan bawah
-mula-mula pemain berdiri dipetak servis dengan kaki kiri lebih kedepan dari kaki kanan.
-bola dipegang dengan tangan kiri
-Bola dilambungkan tidak terlalu tinggi,tangan kanan ditarik ke bawah belakang
-setelah bola kira-kira setinggi pinggang,lengan kanan diayunkan lurus kedepan untuk memukul bola
-telapak tangan menghadap bola dan tangan ditegangkan untuk mendapat pantulan yang sempurna,ta-
ngan dapat pula menggenggam.
2.tennis servis
-Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi kaki kiri lebih kedepan, kedua lutut agak rendah
-tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,tangan kirimenyangga bola,tangan kanan diatas
bola.
-bola dilambungkan dengan tangan kiri kira-kira 1/2 meter diatas kepala
-tangan kanan ditarik kebelakang atas kepala,menghadap depan
-lakukan gerakan seperti mensmesh bola,perhatian terpusat pada bola
-lecutan tangan diperlukan pada saat p[erkenaan bola.
3.floating servis
-posisi kaki sama seperti tennis servis
-tangan kiri memegang bola dan tangan kanan disamping setinggi pelipis
-dengan tangan kiri bola dilambungkan ssedikit kesamping kanan tidak terlalu tinggi
-setelah bola melambung keatas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan pada bagian tengah bola.
-pukulan float dapat dilakukan dengan beberapa cara:
= dengan tumit tangan
= dengan tangan, dimana ibu jari dilipat kedalam dan menempel pada telapak tangan
= memukul dengan tangan tergenggam.
4.cekis
-sikap permulaan dengan mengambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri lebih dekat
kejaring.
-bola dipegang tangan kiri dan kanan.
-saat bola dilambungkan, badan diliukkan sedikit kebelakang dan lutut ditekuk
-kedua tangan dijulurkan kearah samping bawah kanan dalam keadaan memegang bola.
-bola dilambung keatas kepala dengan kedua belah tangan.
-setelah bola lepas, tangan kanan ditarik kesamping kanan bawah, liukkan badan kekanan.
-berat badan ada dikaki kanan,telapak tangan menghadap keatas
-setelah bola ada pada jangkauan tangan,secepatnya bersama sama lengan,liukkan badan kesamping kiri
-perkenaan bola bagian bawah belakang bola,pukulan bola dibantu liukkan badan dan lecutan tangan.
Service ada beberapa macam:
Service atas adalah service dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian Server melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas.
Service bawah adalah service dengan awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.
Service mengapung adalah service atas dengan awalan dan cara memukul yang hampir sama. Awalan service mengapung adalah melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu tinggi (tidak terlalu tinggi dari kepala). Tangan yang akan memukul bola bersiap di dekat bola dengan ayunan yang sangat pendek.
Yang perlu diperhatikan dalam service
Sikap badan dan pandangan.
Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
Saat kapan harus memukul bola.
Passing
Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan kebawah)
Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
Passing Keatas (Pukulan/pengambilan tangan keatas)
Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan
Menggunakan gerakan kaki untuk menambah power
Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan. Teknik smash Menurut Muhajir Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (2006,23). Menurut pendapat M. Mariyanto mengemukakan bahwa : “ Smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas , sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada diatas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah .” (2006 : 128 ) Menurut Iwan Kristianto mengemukakan bahwa , Smash adalah pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan . “ (2003 : 143 ) . Spike adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Teknik Smash atau spike adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan. Tes smash Menurut Sandika mengemukakan bahwa tes smash adalah tolok ukur untuk mengukur kemampuan smash.
Membendung (blocking)

Bola yang melewati tangan bloker
Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola yang datang dari daerah lawan. Sikap memblok yang benar adalah:
Jongkok, bersiap untuk melompat.
Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.
Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan block.
Block ada dua macam. 1. block tunggal 2. block ganda Block tunggal adalah membendung bola yang dilakukan oleh satu orang pemain Block ganda adalah membendung bola yang dilakukan oleh dua orang pemain atau lebih.Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan block ganda antara lain adalah memadukan langkah kaki dan kerjasama antar blocker dalam menentukan waktu lompatan dan arah pergerakan bola.
Kedudukan pemain (posisi pemain)
Pada waktu service kedua regu harus berada dalam lapangan / didaerahnya masing-masing dalam 2 deret kesamping. Tiga deret ada di depan dan tiga deret ada di belakang. Pemain nomor satu dinamakan server, pemain kedua dinamakan spiker, pemain ketiga dinamakan set upper atau tosser,pemain nomor empat dinamakan blocker, pemain nomor lima dan enam dinamakan libero
Kompetisi bola voli
Kompetisi Proliga merupakan kompetisi bola voli professional Indonesia yang diikuti oleh beberapa klub yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sumber : wikipedia.com
Minggu, 14 Agustus 2011
permainan bola voli
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 20.18 0 komentar
Label: pelajaran
Sabtu, 07 Mei 2011
~~~My Life in Indonesia~~~
Cerita sebelumnya :
Caramel melihat Jasmine bersama Gilang. Dan Karin yang tadi bersama Jasmine tidak ada! Sungguh aneh! Padahal Jasmine harus menjaga Karin dengan “over protective”. Karin masih kecil dan belum tau apa-apa. Dan Jasmine telah meninggalkannya.
~~~Chapter 10~~~
“Kita nguping pembicaraan Jasmine dan Gilang. Bagaimanapun, mereka ngga mungkin saling kenal.” Kata Revina.
“Iya! Dan yang aneh dimana Karin?? Bukannya tadi sama Jasmine?” Kata Caroline heran.
Sementara itu terjadi sedikit pertengkaran di tempat Jasmine dan Gilang...
“Lang, kamu harus kembali ke aku. Aku ini pacarmu! Walau sekarang Cuma mantan! Tapi, plis lah! Aku cuman ingin jadi milikmu lagi!!!” Kata Jasmine.
“GAK! Hatiku udah buat orang lain!! Dulu kamu ninggalin aku ke Amerika buat sekolah. Sekarang aku udah nggak mau lagi sama kamu, Jasmine!!!” Teriak Gilang.
“Emang siapa yang kamu suka? Tell me plis! I wanna know! Janji, gak akan bilang everybodies!” Kata Jasmine menahan air matanya dan rasa sakit di hatinya.
“Orang yang gue suka itu Revina Machbet. Dia itu pinter, tangguh, sabar dan cantik. Tapi, gue lagi marahan sama dia.” Kata Gilang.
“What!? Revina?! Dia kan sepupu aku! Kok bisa sih?! Aku nggak rela! Gak rela! Pokoknya aku bakalan bilang dia jangan deketin kamu!!” Kata Jasmine.
“GAK!!!! Kita tuh udah nggak ada hubungan apa-apa lagi! Jadi, jangan deketin aku! Terserah dong aku mau apa dan suka sama siapa.” Kata Gilang sinis.
“Tapi… I still love you. And don’t want to be broke up with you! Dulu aku salah, tapi now I still wanted to be with you.” Kata Jasmine menggunakan bahasa Inggrisnya supaya tidak terlihat kalau ia sakit hati.
“Dah ya! Aku gak ada waktu buat kayak gini! Aku kesini buat beli something. Bukan ngobrol sama sang mantan yang super nyebelin!!” Kata Gilang sambil berlalu meninggalkan Jasmine dalam kesedihannya…
“Gilang! Wait! Hear me please!!” Teriak Jasmine.
‘ya ampun… Jasmine kasian banget sih! Gilang kok bisa sejahat itu? Kasian dia..’ batin Vina.
Caramel tersentuh mendengar percakapan itu. Apalagi Revina, ia berfikir pasti ia akan dimarahi Jasmine karena merebut pacarnya atau pacar kekasihnya. Tapi, Vina sekarang akan menolak kalau-kalau Gilang menyatakan cintanya. Ia lebih mementingkan Jasmine sepupunya, daripada dirinya sendiri.
“Jasmine, aku udah denger semuanya. Aku janji, kalo misalnya Gilang menembak ku lagi, bakalan kutolak habis-habisan dia. Dan akan kuberikan ke kamu. Jadi, kamu jangan sedih lagi ya?” Kata Revina.
“Jangan kamu ngalah terus, Rev! Kalo emang Gilang suka kamu, dan kamu juga aku gak papa kok! Cinta itu kan tak harus memiliki. Lagipula kita udah gak ada apa-apa lagi. Jadi, ambil aja dia. Dan Karin, kau pasti mencarinya. Ia ada di took ini saat aku mau ngomong sama Gilang. Ambillah, Karin.” Kata Jasmine mengusap air matanya.
“Gak. Aku tau kamu masih cinta dia. Aku bakalan ngalah. Jadi, tenang aja. Aku nggak bakalan ngambil pujaan hatimu. Dah ya, aku ambil Karin dulu.” Kata Revina sambil masuk ke dalam toko.
Ia melihat Karin sedang main dengan asyik. Tega sekali Jasmine menaruhnya disini. Hanya karena mau ngomong yang gak penting sama Gilang! Pada akhirnya, ia ditolak. Untuk apa memikirkan cinta. Yang ujungnya akan mebuat hati kita sakit. Lebih baik juga belajar. Dan lebih berguna. Karin dibawa oleh Revina. Jasmine ditinggal karena ia mau menenangkan diri terlebih dahulu. Gilang begitu jahat! Vina tidak akan mau lagi berteman dengannya. Gilang sudah membuat sepupunya sakit. Sakit hati tepatnya. Pokoknya Vina harus membalas perbuatan Gilang. Ia tidak mau membiarkan sepupunya disakiti di depan banyak orang seperti tadi. Sebenarnya Vina paling malas kalau disuruh membalas. Tapi, ada yang menyakiti saudaranya. Ia akan membalas dengan cara menolak Gilang kalau ia menembaknya.
“Rev, kamu juga harus membalas Lollypop Girls. Mereka lebih penting dibalas daripada Gilang. Mereka udah buat kamu terpuruk. Gilang kan biasa aja.” Kata Caroline.
“Gak, Rol. Sepupuku lagi sakit hati. Jadi, menurutku itu yang lebih penting sekarang. Tolong ya jangan ikutcampur. Karena ini masalahku.” Kata Revina.
“Gak! Ini masalah kita bersama. Aku juga bisa Bantu kamu. Walau gak banyak. Oke, kita emang gak perlu bales Lollypop Girls, kita harus buat Gilang patah hati.” Kata Caroline.
“Iya. Sekarang pulang yuk. Capek aku. Main dulu aja di rumah Vina. Main! Males aku di rumah! Gak ada fasilitas apapun!” Kata Melinda.
“Yaudah yuk!” Kata Revina dan Caroline bersamaan.
Mereka pulang dengan mengendarai sepeda. Di perjalanan, lagi-lagi ia bertemu Gilang. Apa emang jodoh ya? Pokoknya Revina bakal pura-pura gak liat. Dan Gilang pasti merasa disakiti. Sama kayak dia nyakitin Jasmine. Jasmine udah pulang. Caramel dan Karin yang dibonceng Revina berteriak-teriak senang. Padahal sekarang kakak-kakaknya sedang khawatir dan panik. Revina terus membuang perasaannya terhadap Gilang. Ia harus membenci Gilang. Mungkin akan sulit baginya untuk membenci orang yang sangat ia kagumi, tapi itu jalan terbaik.
SKIP….
“Hm, kenapa sih Gilang jahat gitu? Aku bener-bener nggak habis pikir! Dia jahat banget! Aku tau karena dia suka aku. Tapi, itu gak mungkin. Dengerin Taylor Swift aja deh.” Gumam Vina di kamarnya.
Begitulah kesukaan Vina. Biasanya kalo lagi marah/seneng selalu mendengarkan musik. Ia suka dengan Taylor Swift. Penyanyi musik country yang sangat berbakat. Ia menyukainya karena setiap lagunya selalu sama dengan kehidupannya. Kalo lagi sakit hati, dia suka denegrin White Horse. Itu emang tentang Taylor yang kehilangan pacarnya/sakit hati.
~now its too late for you and your white horse~
“Ada SMS! I hope that’s not Gilang!”
From : Caroline
Rev, kumpul di taman jam 3 yaa… Aku sama Melinda nunggu disana…!!!! Cepet ya!
From : Revina
Aku nggak bisa. Harus belajar. Can’t stay longer. Sorry…
From : Caroline
Maaf, tapi ini penting banget. Ngebahas tentang rencana buat Gilang. Dan upaya buat ngerjain Gilang. Jadi, plis banget! Sekali ini aja deh! :D
From : Revina
Iya deh! Tapi, aku nggak bisa lama-lama. Aku harus belajar. Dan jam 15.30 guru privatku datang….
From : Caroline
Bilang aja sama gurumu jam 4 aja. Katanya mau bales Gilang? Ya harus dateng dong!
From : Revina
Iya dah!! Lagi apa, Rol???
From : Caroline
Tiduran, ngerjain pr, denger musik. Kamu???
from : Revina
Ooo… Aku lagi santai aja… Hehehe… PR?
From : Caroline
Matematika. Besok ulangan PKN?? Hahaha :DD
From : Revina
Oo.. Aku udah doong!!! Dah yaa… Mau tidur. Met ketemu nanti!!
From : Caroline
Okay…
Vina pun tidur. Jam masih menunjukkan pukul 1. Dan kalau tak dibangunkan bisa terlambat janjian di taman saat jam 3 nanti. Tapi, Vina memang tidak niat menemui Caramel. Ia capek dan juga lelah.
Tak terasa sudah menunjukkan pukul 3. Padahal teman-temannya sudah di taman dan Vina masih tidur. Vina tergugah
“Hah?! Udah jam 3?! Caroline?! Rencana Gilang?! Pasti mereka udah nunggu lama!!” keluhnya.
Vina secepat kilat mandi. Tapi, menurut author cara mandinya masih lama!! Setelah itu, Tea Time dengan tergesa-gesa. Ia tidak mau membuat sahabatnya menunggu. Caramel menunggu di taman dengan sabar. Revina segera menaiki sepeda dan mengendarainya dengan kecepatan penuh. Tiba juga di taman.
“Sorry, telat! Tadi aku ketiduran! Dah cepet aku gak ada waktu, mau bahas apa??” Tanya Vina dengan terengah-engah.
“Tunggu! Jasmine masih di rumahmu? Kita pengen ketemu! Dan menjalankan rencana untuk Gilang!” kata Caroline.
“Masih! Kenapa nggak bilang daritadi? Kan tadi aku bisa berangkat bareng dia!! Kalian maunya apa sih?! Ini tuh udah membuang waktuku!! Waktu yang seharusnya untuk Tea Time dan studying!!” Kata Vina kesal dan gusar.
“Maaf! Tapi, kita perlu dia juga. Karena yang disakiti kan dia. Jadi yaa.. Gimana gitu kalo nggak ada Jasmine.” Kata Caroline.
“Tau ah! Kalian kalo mau rencanain something lewat SMS aja! Dayschool aku super sibuk!! Gak boleh diganggu! Kalo gak mau ngomongin apapun, aku pulang sekarang!!!” Kata Vina menaiki sepedanya dan pergi meninggalkan mereka yang masih tercengang.
Mungkin Caramel akan bertengkar untuk sementara.
“Gimana sekarang?? Revina kalo udah marah lama disemuhinnya! Malah marah sama kita, sahabatnya! Aduh! Harusnya kita langsung ngomong aja! Gak usah pake basa-basi segala!!” Gerutu Caroline.
“Iya. Gak usah nyari Jasmine segala. Kita emang bodoh, sahabat masa gatau sifat sahabatnya. Kita gak bisa ngertiin Vina. Harusnya kita ngerti kalo dia itu sangat menghargai waktu! Malahan jadi kacau gini sekarang!!” Kata Melinda.
“Udah! Mending sekarang kita ke rumahnya aja, buat minta maaf! Kita harus minta maaf! Atau dia bakalan marah terus sama kita! Kamu gak mau kan??” Kata Caroline.
“Sebaiknya jangan sekarang. Orang yang lagi marah itu biasanya nggak mau diganggu. Nanti aja, kalo kemarahannya udah reda. Nanti malah kita tambah dimarahin lagi.” Kata Melinda.
“HEH! Aku lebih tau Revina! Aku sahabatan sama dia lebih lama dari kamu!! Kok kamu malah ngeyel sih?! Seharusnya kita ngomong sekarang!! Aku tau Revina lebih dari kamu!! Kamu baru kenal dia beberapa hari aja udah belagu!!” Bentak Caroline yang sedang meledak dan naik darah itu.
“Aku tau… Tapi kan, biasanya orang marah nggak mau diganggu. Dia ingin sendiri dan menenangkan diri dulu. Jadi, besok aja di sekolah kita minta maaf. Toh, kita nggak salah. Biarin Vina nenangin diri dulu.” Kata Melinda menggurui.
“GAK!!! Aku lebih tau dia! Dia nggak suka orang lelet! Dia mau nya cepet!! Kalau marah minta maaf segera!!” Kata Caroline mulai kesal.
“TERSERAH! Kalo kamu mau minta maaf sana!! Aku sih ogah nanti kena marah lagi!!” Kata Melinda sambil mengendarai sepedanya karena tidak mau berdebat lebih lama lagi dengan Caroline yang menyebalkan itu!
“Sahabat apaan tuh?! Harusnya kan dia minta maaf! Bukannya malah pergi gitu aja!! Aku jadi ilfeel sama dia!!” Kata Caroline gusar.
Caroline memmutuskan untuk pulang. Ia ingin belajar. Dan ia sudah melewati waktu minum teh.. Sungguh mengesalkan! Seharusnya mereka sudah melakukan sesuatu untuk Gilang, tapi malah jadi bertengkar! Agh!! Mereka bermusuhan hanya karena masalah sepele! Yaitu keegoisan Caroline. Caroline memang kadang-kadang mengesalkan. Tapi sebenarnya ia baik. Ia hanya tidak ingin membuat Revina sedih. Caroline ingin membuat Vina selalu bahagia. Tidak disakiti oleh siapapun, tapi caranya itu salah. Harusnya tidak dengan membuatnya bertambah marah. Kini mereka terpecah belah. Tapi, mungkin sebentar lagi akan kembali. Malamnya, Ayah Revina datang. Ia lupa kalau sudah 2 minggu.
“Hi, honey. Gimana di sekolah? Udah dapet temen banyak? Dan yang paling penting, nilainya??” Tanya Ayahnya.
“Cukup baik. Yah, aku berusaha sangat keras. Karena aku ingin membuktikan kalau Amerika itu bagus! Bahkan lebih bagus dari Indonesia!” Kata Vina.
“Mom! Buatkan kopi ya! Kita mengobrol disini. Sudah lama sekali nggak kumpul bareng.” Kata Papanya.
“Sekalian kuenya juga, Ma!” Kata Revina menambahkan.
Di dapur, Mamanya sangat sibuk. Memasak segala makanan kecil dan membuat minuman. Mungkin mereka tidak akan tidur malam itu. Yah, besok kan hari Minggu tak apalah tidur larut. Dan Vina bebas. Bisa nonton TV sampai malam. Walau mungkin sekarang mereka akan mengobrol sepanjang malam. Biasanya, kalau di Amerika ini sudah musim salju dan sebentar lagi Natal. Tapi, di Indonesia kan tidak ada musim salju. Itu yang Vina benci. Hanya ada musim panas dan penghujan. Makanan dan minuman jadi. Mereka berempat termasuk Karin duduk mengobrol. Ayah menceritakan waktu dulu pertama kali bertemu Ibu. Sungguh mengesankan! Dulu ayah juga kaya, karena Keluarga Machbet. Ibu orang biasa saja.
FLASHBACK TO FATHER MOTHER’S LIFE
Ayah seorang mahasiswa di Standford University. Ibu kebetulan mendapat beasiswa disana juga. Tapi, beda jurusan dengan Ayah. Ayah psikologi, sedang Ibu kedokteran. Tapi sekarang Ibu hanya Ibu Rumah Tangga bukan seorang dokter. Itu karena Ayah sudah kaya, jadi Ibu merasa tidak perlu bekerja. Ayah dan Ibu bertemu saat istirahat. Dulu, Ayah yang menyukai Ibu. Tapi, Ibu juga menyukai Ayah.
Dan kita berdua menjadi sahabat. 2 tahun kemudian menjadi pacaran. Sahabat jadi cinta. Ibumu duluan yang memulai. Ayah sih biasa saja. Kita sering naik bis bareng, naik kereta bareng. Ayah yang mentraktir semua. Ayah sering mentraktir ibumu jajan. Dan ayah jatuh cinta pada Ibu, saat Ibu bilang ia kedokteran. Itu artinya, Ayah menyukai wanita yang pintar. Bukan dari tampangnya tapi dari kepintaran dan ketulusannya. Pada minggu berikutnya Ayah dari Ayah ingin bertemu dengan orang yang Ayah sukai. Tapi Ayah menolak. Karena Ibu hanya wanita sederhana. Sedangkan wanita yang disenangi Kakek adalah wanita yang mewah. Tapi akhirnya Ayah memberi tau juga. Dan Kakek menyukai gadis tersebut. Akhirnya, 1 bulan kemudian mereka dinikahkan karena mereka sudah direstui oleh orang tua mereka maisng-masing. Ibu sempat malu harus menikah dengan orang yang kaya. Sedangkan ia sendiri begitu lusuh. Tapi, Ayah melindunginya daei apapun. Karena cinta itu bukan dilihat dari penampilan, tapi ketulusan. Itulah cerita masa lalu Ayah dan Ibu Revina. Memang sangat mengharukan. Tak terasa makanan habis dan sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Sudah waktunya Vina tidur. Tapi, Vina belum mengantuk. Akhirnya semua masuk kamar. Jasmine di kamar dari tadi, jadi tidak mendengar cerita Ayah Ibu. Jasmine masuk ke kamar Vina karena ia ingin curhat dan main kartu sebentar.
“Vin, kalo kamu beneran suka sama Gilang, ambil aja dia. Aku juga nggak butuh lagi kok. Yang penting kamu seneng, aku pun juga ikut seneng.” Kata Jasmine.
“Baiklah. Tapi, aku nggak suka dia. Dia yang suka aku. Jadi, aku gak bisa nerima dia. Buat kamu aja deh!” Kata Vina.
“Bohong! Kamu suka dia. Kamu gak bisa bohongin perasaanmu. Aku tau. Kamu suka dia!! Itu pasti! Tatapan matamu sudah menunjukkan kamu suka dia.” Kata Jasmine.
“AKU GAK SUKA DIA! Siapa sih kamu?! Yang tau kalau aku suka atau gak Cuma aku! Dan aku gak suka dia!!! Kamu gak tau apa-apa tentangku!! Udah, aku mau tidur, capek.” Kata Vina.
“Vina… Vina…” Gumam Jasmine.
To be continue~~~~
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 18.13 0 komentar
Label: my story
Sabtu, 30 April 2011
Fakta Taylor Swift 2
1. Taylor Swift menerapkan home schooling cz dia ngerasa gak bisa ngikutin pelajaran di sekolah biasa dengan kesibukannya sekarang, tahun ini dia segera lulus
2. Taylor Swift gak berencana buat kuliah setelah lulus
3. Taylor Swift seorang pencinta bintang, dia punya satu kucing yang dinamai Indi (yg katanya benci semua org di rumah kecuali dia) ama 2 doberman
4. Taylor Swift punya novel setebal 350 halaman yang dia tulis sendiri tapi gak dipublikasikan ama dia (ew, gak capek tuh? )
5. Sebagai public figure tentu bnyak godaan dunia yg dapat menjerumuskan dan menjadi konsumsi empuk pers, tau apa yg dia bilang?
nih : "I think it all comes down to who you surround yourself with and how strong your morals are. Before I make a decision, I stop and think about the 10-year-old girl I saw last night at my concert in the front row. I think about her mom. I think about how they bought my CD, thinking that I'm a good role model. Then I think about how they would feel if I did something to let them down. I can't imagine a greater pain than letting one of those mothers down. I honestly can't."
kira2 artinya gini gan : Saya pikir itu semua bermuara pada siapa anda mengelilingi diri anda dan seberapa kuat moral anda. Sebelum saya membuat keputusan, saya berhenti dan berpikir tentang tahun gadis berusia 10 tahun yang aku lihat semalam di konser saya di barisan depan. Aku berpikir tentang ibunya. Aku berpikir tentang bagaimana mereka membeli CD, berpikir bahwa aku adalah panutan yang baik. Lalu aku berpikir tentang bagaimana mereka akan merasa jika aku melakukan sesuatu yang dapat mengecewakan mereka. Aku tak bisa membayangkan rasa sakit yang lebih besar daripada membuat salah seorang ibu dari mereka kecewe. Terus terang aku tidak bisa.
see?? betapa dewasa pikirannya meskipun usianya masih muda saat bnyak artis lain bertingkah kontroversial dan kekanak-kanakan
(makin cinta ane ama nih cewek )
6. Kalo lagi nganggur doi demen pergi ama sahabatnya, Abigail (nih cewek yg namanya ada di lagu 'fifteen'). Tau apa yg mereka seneng lakuin kalo berdua? Ngelewatin rumah mantannya (maksudnya ngejek nih? )
7. Swift pertama maen gitar diajarin ama tukang servis komputer yg nunjukin cara maenin 3 chord
(hebat amat nih tukang servis, perlu mnta royalti deh ntar)
8. Inspirasi bermain musik Taylor Swift adalah Shania Twain, Tim McGraw, LeAnn Rimes, Tina Turner, Dolly Parton
9. Banyak seleb luar negeri demen belanja merek2 top luar negeri, sebangsa Chanel, Armani, dll (yg harga per-baju bikin kita geleng2 kepala).. Taylor Swift juga demen belanja tapi dia demen belanja di toko Forever 21 ama BCBG
(n.b. Forever 21 ngejual baju2 dgn harga yg terjangkau n model2nya pun cukup menarik, kalo di indonesia kyak M*T*H*R*. Forever 21 udah ada di Grand Indonesia n agan2 bisa liat ndiri tokonya. Kalo BCBG tuh agak middle-end harganya lumayan tapi gak gila2an)
10. Acara TV favorit Taylor Swift adalah CSI ama Grey's Anatomy sedangkan film favoritnya Love Actually
11. Tambahan gan, kebnyakan lagu2 Taylor Swift berasal dari kehidupan sehari-harinya. Contoh lagu Fifteen yang nyeritain temen2nya pas masih umur 15 tahun, lagu Forever & Always dibikin setelah dia putus ama Joe Jonas, You Belong With Me dibikin berdasarkan ceritanya yang mengagumi seseorang waktu sekolah dulu
tambahan dari agan2 yg laen
Spoiler for tambahan:
Kalo agan2 punya tambahan monggo ditambahin
UPDATE GAN !!
14. Dia punya adek cowok namanya Austin yg umurnya 2 tahun lebih muda dan dia jadi kiper di klub sepakbola lokal
15. Pas umurnya 9 tahun, dia tampil nyanyiin lagu kebangsaan amrik pas pertandingan basketnya Philadelphia 76ers (eww, masih kecil udah tampil
16. Yang nyari nama twitternya : taylorswift13 (silahkan di-follow gan, TSnya udah )
17. Dia lebih nyaman pake dress drpd make T-shirt ama jeans (asal gak BB aja :
oke deh itu tadi fakta2 tentang Taylor Swift yg berhasil ane kumpulin dari beberapa situs, moga2 sih gak
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 19.29 0 komentar
Label: taylor swift
Fakta Taylor Swift 1
Salah satu kesukaan Taylor Swift adalah bercerita
Taylor punya 2 anjing, bernama Bug dan Baby
Lagu ‘Favourite Girl’ oleh Justin Bieber adalah lagu pertama yang didedikasikan khusus untuk Taylor Swift
Taylor Swift punya perahu boat, namanya Bling
Tour Album terbarunya, Speak Now, dimulai dari Singapura
Taylor paling suka lipstik warna merah
Sebenarnya album ‘Speak Now’ judul aslinya adalah ‘Enchanted’. Namun namanya berubah karena
Produsernya bilang bahwa albumnya kali ini harus punya pesan yang lebih kuat.
Pendapatan Taylor Swift tahun 2011 adalah 45 JUTA DOLAR Amerika
Jake Gyllenhaal membeli gitar keren seharga $10.000 untuk ultah Taylor Swift
Taylor menganggap angka 13 adalah angka yg bagus karena ia lahir tanggal 13 Desember.
Taylor Swift punya luka di atas lututnya akibat insiden glue gun (pistol lem? Ga tau bahasa Indonesia) waktu dia masih kecil
Taylor ga suka kalau sebuah toko tutup khusus karena dia mau berbelanja disana. Dia lebih suka bertemu dengan orang” dan mengobrol
Hari album ‘Speak Now’ mulai beredar, istri Produsernya, Nathan Chapman, hamil
Lagu ‘Change’ aslinya berjudul ‘Champion Tonight’ ketika dibuat
Taylor pakai IPhone, dan pakai casing warna biru.
Album ‘Speak Now’ terjual 1 juta keping dalam 1 minggu pertamanya.
Taylor Swift suka berjalan-jalan ke Starbucks dan melihat CD-nya terpampang di rak.
Taylor Swift akan meluncurkan parfum sekitar musim gugur 2011
Taylor Swift suka makan di Brix Pizza
Dear John adalah lagu terpanjang di album ‘Speak Now’. Durasinya 6 menit lebih.
Lagu Enchanted sebenarnya untuk Adam dari band Owl City
Lagu Better than Revenge ditujukan untuk model Camilla Belle, pacar Joe Jonas setelah putus dengan Taylor Swift. (Aduh, pasti Taylor sakit hati….)
Lagu Last Kiss ditujukan untuk Joe Jonas
Lagu The Story Of Us ditujukan untuk John Mayer
Lagu Mean ditujukan untuk semua orang yang mem-bully dia
Taylor Swift kasih 10-11 SMS ke temen-temennya supaya tetap berhubungan
Salah satu mimpi Taylor Swift akhirnya terkabul, yaitu melihat CD nya terjual di Starbucks
Taylor Swift tidak pernah nge-blow dry rambutnya sejak kecil
Mobil Taylor Swift adalah Toyota Land Cruiser
Taylor Swift ingin sekali berkolaborasi dengan Jay-Z
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 19.24 0 komentar
Label: taylor swift
Selasa, 26 April 2011
~~~My Life in Indonesia~~~
Cerita sebelumnya : Pokoknya Lollypop Girls berhasil ngerjain CARAMEL. Mungkin sebentar lagi mereka akan membalas. Caramel tangguh dan sabar. Tapi, nggak suka orang yang pengecut kayak Lollypop Girls. Caramel bakalan beraksi saat ini liat aja nanti.. Dan hubungan Revina - Gilang akan baik lagi??? Baca aja!
~~~Chapter 9~~~
Vina menjauhi Gilang. Sudah cukup lama. Tapi, Vina benar-benar tidak ingin bertemu dengannya. Seandainya Vina tau kalau Gilang juga menyukainya pasti akan langsung ia terima. Tapi, bisa juga ia tolak.
"Kenapa ya kok aku rasa kalo aku deket-deket Gilang jantungku berdebar-debar gitu??? Dan rasanya seneng gitu???" batin Vina di kamarnya.
"Vina, asal kau tau aku mencintaimu sampai mati." gumam Gilang di kamarnya.
Akhirnya Gilang meng SMS Vina...
~~~Baby baby baby~~~
"Ada SMS! Kuharap bukan Gilang!" katanya.
From : Gilang P
Hi, lg p?? Ntar sore jm 3an mau ngga k taman? ak tau km bljar.. tp plis luangin dikit wktmu utkku... mau ngmg something n ithu pntg, Vin...
From : Vina Sweetheart
Sorry!!! Gak bisa. Kan kemaren aku udah bilang, aku itu belajar!!! Kok nggak ngerti juga sih?! Dan Minggu kita kan udah sepakat... Udahlah, Minggu aja...
From : Gilang P
Aq mau scepatny.. ni pntg gtu dh, Vin... Y??? Minggu kelamaan tau Vin.. ak mw cpt2 omong... pplis bgt mw y....???
From : Vina Sweetheart
Karena kamu paksa terus, iya deh. Tapi, bener lho cuman bentar... 10 menit aja!! Waktu belajarku jadi kurang nantinya!!!!
From : Gilang P
Iy dh... 10 mnit lbh dkit... nnti kn mw jln2 sxn... hehehe... kliling komlek naik speda,, lalu omong d tman wkt ithu..
From : Vina Sweetheart
GAK BISA!!!! Kamu dibilangin ngeyel aja???!!! Ntar itu aku belajar... Lalu malemnya ada les.. Jadi, abi belajar aku harus tidur biar nggak kecapean pas les. Kamu ngertiin aku dikit doonf!!!! Jangan egois gitu!!! Gak nyangka yaa, kamu egois banget... Baanngggeetttt !!!
From : Gilang P
Iy dh... 10 mnit jja,,,, q tggu ya..... daahh
From : Vina Sweetheart
Ya....
"Gilang itu ngebetein ya!! Dibilangin aku nggak bisa hari sekolah main-main kayak anak kecil. Kecuali kalo belajar kelompok!! Itu baru aku bisa. Ih!!! Jadi jengkel sama dia!!!" gerutu Vina di kamarnya.
"Vina...Vina...Kenapa sih kamu nggak bisa ngendorin dikit waktu belajar kamu?? Padahal kalo ngomong dalam 10 menit aku ngga bisa. Ga berani. Huh..." gumam Gilang.
Tin...Toongg....
"Vina, ada tamu di depan." Kata Mamanya.
"Eh, kamu Rol. Ada apa?? Mau belajar kelompok lagi?? Mana Melinda???" tanya Vina.
"Belajar? Ngapain? Males banget! Gini Rev, gimana kalo kita bikin siasat buat ngerjain Lollypop Girls??" kata Caroline.
"Udahlah, Rol.. Nggak usah ngerjain segala. Biar aja mereka. Nanti juga bosen sendiri." Kata Vina.
"Hah?? Emang kamu rela ban sepeda kita di kempesin kemaren??? Akhirnya kita ngeluarin uang??? Ya ampun Rev, kita harus balas mereka. Biar jera nggak ganggu kita lagi." Kata Caroline.
"Hmm, udah lupain aja. eh, udah jam 3! Aku janjian ma Gilang ke taman. Dia maksa. Anterin yuk." Kata Vina.
"Ooo, aku pulang dulu deh ya... Selamat ngedate!" Kata Caroline.
Revina naik sepeda ke taman dengan ogah-ogahan. Dia terus melaju agar cepat sampai. Tapi, setelah sampai Gilang belum juga muncul. Ia memilih untuk menunggu di taman sambil duduk. Karena mungkin Gilang terlambat. Ia penasaran untuk apa Gilang memaksanya datang ke taman. Hari mau hujan dan 1 jam lamanya Gilang belum muncul. Vina gelisah dan kesal.
"Mana sih Gilang?! Dia yang buat janji tapi nggak ditepatin??? Mana udah ujan neh,," batin Vina.
Hujan semakin deras...
"Aaahhh!!!! Gilang mana!!??? Dah 1,5 jam nih!!! Pulang ah!! Ujan deres banget!!! I HATE YOU< GILANG!!! Aku nggak mau liat mukamu lagi!! SELAMANYAA!!!!" batinnya kesal.
Sementara itu di rumah Gilang...
"What?? Aku ketiduran! Yaampun udah jam setengah 5!!! Hah??? Vina! Oya, Vina!!!! Yaampun!!!" kata Gilang panik setengah mati.
Gilang naik sepeda ujan-ujanan...
"Hah?? Vina udah ga ada??? Jangan-jangan dia pulang dan marah lagi!!! Aduuh, gimana ini??" batin Gilang.
Gilang memutuskan untuk pergi ke rumah Vina dan minta maaf atas kejadian ini. Serta menceritakan kenapa ia terlambat supaya Vina tidak marah. Tapi ia salah, Vina marah besar! Bahkan berniat tutup pintu kalo Gilang dateng! Ia benci Gilang setengah mati!! Lebih benci daripada kebenciannya sama Lollypop Girls.. Gilang udah membuat waktu belajarnya berkurang!! Membuatnya menunggu tanpa hasil.
"Vina!!! KELUAR! Aku mau jelasin semuanya!!!!" Teriak Gilang.
'maaf Lang, tapi aku dah telanjur benci sama kamu. aku ga mau liat kamu lagi.' batin Vina sambil menutup jendela.
"VINA!!!! Aku akan nunggu disini sampe kamu mau keluar!!!" katanya lagi.
'Gilang, plis, jangan gila. Ini hujan. Kamu bisa sakit dan besok nggak masuk sekolah. plis. Aku nggak mau kayak gitu. jangan bodoh, Lang. Plis. dengerin aku.. pakai otakmu, akal sehatmu.' batin Vina lagi.
Hujan kian menderas. Membasahi tubuh Gilang. Gilang yang berdiri dibawah jendel Vina tetap berlutut minta maaf. Ia memang bodoh. Kan bisa minta maaf di sekolah. Vina tetap tidak terpengaruh untuk keluar. Vina SMS guru lesnya kalau tidak usah les. Karena ia kecapean gara-gara Gilang. Ia ingin tidur. Tapi, ia tidak bisa. Ia memikirkan Gilang kedinginan diluar.
'untuk apa aku mikirin dia. tadi aja aku keujanan di taman dia ngga dateng. huh. mending bikin roti aja ah.' batinnya.
'Vina bener-bener marah besar sama aku! Buktinya dia nggak mau nemuin aku. Ini gara-gara aku. Harusnya aku nggak tidur!!! Dia pasti benci banget sekarang sama aku dan nggak akan nerima cintaku ini.' Kata Gilang dalam hati.
"Oke, Vin! Kalo kamu marah dan nggak mau nemuin aku,gak papa. Aku emang salah. Baiklah, aku akan pergi dari sini dan nggak akan pernah ganggu kamu lagi... Selamat tinggal, Vina... Suatu saat kita akan jadian. Kalo kita jodoh. Jodoh ngga kemana." Kata Gilang menaiki sepedanya dengan sedih.
***
Gilang tampak sangat lesu dan tidak bersemangat. Vina malahan bahagia sekali. Bahwa sepupunya yang lama tidak bertemu datang ke Indonesia untuk liburan. Dan menginap di rumahnya. Namanya Jasmine Indiana. Dia cantik sekali, jago dalam mata pelajaran APAPUN! Dan orangnya serius nggak suka bercanda. Agak mirip sama Vina. Bedanya Vina penampilan biasa saja tapi kalo pintar ya miriplah. Adik Vina, Karin di rumah pasti main terus sama Jasmine. Ntah diajarkan membaca, menulis, dan lain sebagainya. Jasmine itu di sekolahnya banyak yang menyukai tapi sayang ditolak semua. Padahal yang nyukai juga ganteng dan pintar lho.
"Rev, kok kayaknya kamu bahagia banget??? Gimana kencannya kemaren???" Tanya Caroline.
"Kencan apanya!!! Aku nungguin Gilang 1 jam ujan-ujanan dia gak dateng!!! Aku benci banget sama dia!!! Terus nyamperin ke rumahku!! Yaa gak ku bukain. Telanjur benci aku sama dia. Dia yang ngajakin dia juga yang gak dateng!!" Jawabnya kesal.
"Yaa ampun!!! Jahat banget sih itu anak!!! Kamu harus bales dia, Rev!!!" Kata Caroline.
"MALES!" Katanya.
"Ah, yasudah deh. Yang penting kamu jangan lagi berhubungan sama dia. Dia itu ternyata jahat banget!!! Lebih jahat dari Lollypop Girls!!" Kata Caroline.
"Anak-anak, hari ini kalian tidak ada pelajaran. Jadi, kalian boleh memilih pulang atau disekolah. Berdasarkan voting atau pemungutan suara terbanyak." Kata Bu Ririn wali keals mereka.
"Ini kertasnya tulis sesuai dengan keinginan kalian masing-masing." Kata nya lagi.
Vina pasti memilih pulang... Daripada di sekolah tanpa melakukan apa-apa.
"Sudah??? Kumpulkan!"
tak lama kemudian....
"Jadi, setelah saya hitung... Banyak murid memilih pulang!! Kalau begitu kalian boleh pulang.. Tidak ada yang boleh sekolah kan sudah sepakat..." Kata Bu Ririn.
"Kita jalan-jalan yuk??" Kata Melinda.
"Hmm, boleh juga. Tapi, aku telfon dulu ke Mama, nanti khawatir lagi," Kata Vina.
"Gak usahh, kan Mamamu ngira pasti masih di sekolah. Mana tau kalo udah pulang..." Kata Melinda.
"Tapi,"
"Udah... Yuukk, nanti keburu rame..!!!" Kata Melinda.
Melinda kadang-kadang mengesalkan dan menyesatkan. Nanti kalau Mama tau Vina keluyuran bakalan dimarahin. Akhirnya Vina sms Mama kalo udah pulang dan mau ke mall. Jadi ga pulang dulu. Mamanya mengizinkan asal nggak sendirian. Dan dengan begitu Vina tenang karena udah izin sama Mamanya. Bagaimanapun, ia tidak mau menyangka Vina belum pulang, dan diculik. Padahal di mall jalan-jalan dulu. Melinda santai banget sih...
"Eh, itukan Jasmine??? Sama Karin!!!" Batin Vina.
"Jasmine!!!" Panggilnya.
"Eh, kamu, Vin. Aku bosen di rumah. Jadi, jalan-jalan sama Karin. Kamu nggak sekolah??" Tanyanya.
"Libur kok..." Jawab Vina.
"Duluan ya. Nanti kumpul disini. Pulangnya bareng aja.." Kata Jasmine.
"Gausahh, aku naik sepeda." Kata Vina.
"Oh,oke..." Kat Jasmine berlalu.
"Eh,,, liat deh tu... Itukan Gilang??? Sama sepupumu tadi Jasmine!! Ngapain tuh??" Kata Melinda.
"Ngumpet yuk... Tunggu!! Karin mana??? Tadi kan sama dia???" Kata Vina bingung.
To be Continue~~~
Siapa Jasmine di mata Gilang???
Dimana Karin???
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 20.47 1 komentar
Label: my story
Jumat, 22 April 2011
~~~My Life in Indonesia~~~
Cerita Sebelumnya : “Nah, sekarang saatnya pembalasan! Karena kau sudah buat popularitas kita down. Disini sepi jadi kalian gak bisa minta tolong ke siapapu.” Kata Paramitha sinis.
“Jangan sakiti mereka!” teriak ‘seseorang’
~~~Chapter 8~~~
“Jangan sakiti mereka!” teriak seseorang yang ternyata Gilang. Semua yang ada disitu menatap kepadanya.
“Jangan sakiti mereka! Atau kalian akan berhadapan denganku!” ulangnya sekali lagi memastikan Lollypop Girls tidak menyakiti mereka.
“Tapi, Gilang. Kita kan cumin bercanda. Main gitu deh. Kamu percaya kan?? Ya, kan, Vin?” kata Mitha merangkul Vina.
“Rev, kayaknya mereka bohong deh. Atau tadi memang cuma permainan mereka? Aku bener-bener nggak pernah liat anak kayak mereka.” Kata Caroline.
“Ya, Rol. Mereka emang bohong. Tapi, mendingan kita turuti aja. Daripada kita dilabrak lagi kayak tadi. Kamu nggak mau kan?” kata Revina.
“Iya, gak mau. Oya, Gilang siapamu, Rev? Pacarmu ya? Kok kayaknya perhatian banget sih sama kamu??” Tanya Caroline.
“Ng.. Bukan. Cuma temen kok hehe.” Jawab Revina dengan wajah memerah (A/N:Biasanya boong tuh..)
“Gue nggak percaya sama kalian! Kalian itu selama ini tukang bohong! Dan nggak mungkin kalo ini Cuma bercanda! Kalo sekali lagi lo masih nyakitin Revina, awas!” ancam Gilang.
“Kali ini kalian boleh lolos, tapi lain kali gak akan lolos lagi! Inget itu Yang Mulia Revina Machbet!” kata Mitha sinis dan meninggalkan mereka bertiga.
“Heh! Jangan ganggu sahabatku!! Aku nggak suka!! Kalo sampe kalian berani deketin Revina awas! Aku bikin jadi tempe goring kalian!!” ancam Caroline.
“Siapa takut! Yuk, guye cabut!!” kata Paramitha melangkah dengan gaya cntilnya yang memuakkan.
“Aku heran sama kamu, Rev. Dari dulu sampe sekarang selalu aja sabar menghadapi orang kayak gitu. Dan selalu aku yang melawan. Rev, aku tau maksudmu baik, tapi kalo didiemin mereka nggak akan jera! Kita harus ngerjain mereka!” kata Caroline.
“Udahlah. Aku nggak mau nyari gara-gara. Ngapain ngurusin kayak gitu. Kayak nggak ada kerjaan lain aja. Yuk, pulang.” Kata Revina.
“Revina emang gitu, Mel. Dia tangguh dan sabar. Makanya aku mau jadi sahabatnya.” Kata Caroline.
“Iya. Aku juga. Gimana kalo kita biking geng??” Tanya Melinda.
“Iya!! Setuju! Tapi, namanya apa??” Tanya Caroline balik.
“Hmm, nama kita kan Caroline, Revina. Melinda. Gimana kalo CAREMEL aja??” kata Revina mengusulkan.
“Boleh tuh! Artinya apaan??” Tanya Caroline.
“Ca untuk Caroline, Ra untuk Revina, Mel untuk Melinda. Artinya cokelat yang manis.” Kata Revina.
“CARAMEL!!!! Yeah!” teriak Caroline
“Hi, Mom! Aku seneng deh! Karena tadi Caroline sahabatku masuk ke sekolahku! Jadi, kita sama-sama lagi!!” kata Revina.
“Caroline? Anak pengusaha keluarga Bable dan terkaya kedua setelah kita?? Bagus dong, jadi kalian bisa main lagi dan nggak kesepian.” Kata Momnya.
“Iya, Mom. Aku juga sama Caramel nanti sore bakal belajar bareng. Saat Tea Time. Jadi, tolong siapin makanan yang banyak ya.” Kata Revina.
“Caramel?? Apa itu?” Tanya Mom.
“Caroline, Revina, Melinda. Artinya cokelat yang manis.” Jawab Revina riang.
“Nama yang unik. Sekarang kau bersepeda dan belikan kue di took seberang. Terserah berapa. Secukupnya untuk 3 anak.” Kata Mamanya.
“Baik, Mom.”
Di perjalanan membeli roti dan kue-kue, lagi-lagi ia bertemu Gilang. Ia jadi malas. Takut diajak omong dan memikirkan seharian akan menolak/menerima cintanya. Ia memilih jalan memutar dan Gilang melihatnya. Sial baginya. Gilang mengejar sambil berteriak, “Vina! Vina! Berhenti! Kenapa kau jadi menjauhiku? Vina!!!”
Vina mengayuh sepedanya lebih cepat. Ia tidak ingin bertemu dengan Gilang. Tak lama kemudian ia terjatuh dari sepedanya.
“Aww,” pekiknya.
Gilang segera dating menolong.
“Kau tidak apa-apa kan??” Tanya Gilang.
“Tidak. Aku baik-baik saja.” Jawabnya singkat.
“Tunggu! Lukamu di dengkul! Darahnya banyak sekali! Lebih baik kau ikut ke rumahku dan diobati dahulu.” Kata Gilang.
“Tidak usah! Aku masih bisa berjalan! Lebih baik kau pulang dan jangan hiraukan aku! Dan makasih udah nolong aku waktu itu!!” kata Vina bergegas meninggalkan Gilang.
‘Aneh.. kenapa dia begitu?’ batin Gilang.
Vina sampai di tempat took kue itu. Ia segera membeli kue-kue dan berbagai macam makanan lainnya. Ia merasa kesakitan karena darah pada lukanya tak kunjung berhenti. Tapi, ia terus bertahan. Ia membayar roti yang dibelinya dan segera pulang. Ia ingin cepat sampai dirumah dan mengobati lukanya agar tidak infeksi. Akhirnya ia sampai di rumah dan menuju kamarnya. Kemudian masuk ke kamar mandi untuk mencuci lukanya terlebih dahulu. Setelah itu barulah ia meneteskan betadine perlahan-lahan.
“Sial! Mana sakit banget! Ih!” keluhnya.
“Kamu kenapa,Vin??” Tanya Mama dari luar pintu.
“Gak papa kok, Ma.Cuma jatoh aja. Ntar juga baik lagi. Temen temen udah dating??” Tanya Revina.
“Udah. Baru si Caroline. Temen satu lagi belom.” Kata Mama.
Vina segera meng SMS Melinda.
From : Vina Caramel
Mel, Caroline udah dateng. Kok kamu belom?? Cepet dong, jangan lama-lama!!
From : Caramel Melinda
Iya. Bentar, ini lagi mau mandi. Tadi aku ketiduran, tapi dalam 10 menit udah sampe kok.
From : Vina Caramel
Bener? Ok kutunggu…
Vina segera turun ke lantai bawah agar Caroline tidak menunggu lama.
“Hai!! Nunggu lama?? Melinda 10 menit lagi sampe. Mending belajar dulu aja yuk? Kalo Melinda sampe baru Tea Time.” Kata Revina.
“Yaudah, yuk. Mau belajar apa??” Tanya Caroline.
“Matematika. Ada PR kan?? Aku nggak akan pernah bisa ngerjain tuh PR sendiri.” Kata Revina.
Akhirnya mereka mengerjakan PR Matematika dengan susah payah. Dan soalnya juga sangat sulit!! Membuat kepala mereka bagaikan meledak! Lama sekali mereka menunggu Melinda. Seperti sudah lewat 10 menit. Karena yang bisa dan jago Matematika hanya Melinda.
“Hai! Maaf telat! Lagi ngerjain Matematika yaa? Aku udah selesai doong!” kata Melinda.
“Pinjem!!!!”
“Ini makanan dan minumnya. Belajar yang rajin ya.” Kata Mama Vina.
“Makan dulu yuk! Lapeerr!” kata Vina.
“Ayyuuukkk!!!!!”
“Kuenya enak banget!! Jus melon nya juga seger banget!! Mamamu pinter masak ya!” kata Melinda memuji.
“Kuenya beli, jadi jelas aja enak. Kalo jus melon emang Mama yang buat. Emang kok!!” kata Revina.
“Tehnya juga enak! Anget! Hm,,,” kata Caroline tersenyum.
“Dah pada kenyang kan? Belajar lagi yuk?” ajak Vina.
“Iya! Aku mau nyalin PR Matematika dulu!” kata Caroline.
Setelah itu semua sibuk pada pekerjaannya masing-masing. Caroline dan Vina menyalin PR Matematika. Melinda belajar IPS buat ulangan besok. Dan pada saat mereka sedang serius belajar adik Revina yang kecil dating. Merusak semuanya! Caramel marah-marah!
“Dasar trouble maker! Pergi sana! Jangan ganggu kami! Kami sedang belajar! Hus hus!!” bentak Vina.
“Karin.. Jangan ganggu kakak-kakak. Mereka sedang belajar kelompok. Sini ikut Mama ke Mall aja yuk..” ajak Mama.
“Beliin kue yang banyak ya, Ma!” pinta Vina.
“Pasti!!”
Mereka melanjutkan belajar lagi tanpa ada gangguan dari si “Trouble maker” itu. PR Matematika selesai sudah disalin. Sekarang mereka akan belajar IPS untuk ulangan besok. Sebentar-sebentar minum the yang masih ada 1 teko penuh.
***
“Anak-anak, tutup buku kalian! Kita ulangan IPS kan hari ini? Dan yang mendapat nilai buruk, tentu tau akan diberi hukuman apa.” Kata Pak Kaito.
”Aduh! Gue belom belajar! Dan soal itu pasti susahnya setengah mampus! Gimana doong?” kata Paramitha.
“Siapkan selemar kertas. Saya ucapkan soal 2 kali!! Lebih dari itu Tanya teman kalian!!” kata Pak Kaito.
“Eh!! Rat, udah belajar? Nanti kasih contekan ya! Gue lupa kalo ada ulangan!” kata Mitha setengah berbisik.
“Elo apa yang nggak lupa kalo soal pelajaran? Ya deh! Tapi, besok lupa lagi gue nggak akan mau Bantu lo! Kebiasaan jadi lo gak pernah belajar!!” jawab Ratu.
“Sejak kapan elo bisa nyeramahin gue?!” kata Mitha kesal.
“Paramitha! Ratu! Kalau masih bicara, silahkan keluar! Dan tidak ada ulangan susulan!” kata Pak Kaito.
“Seperti biasa tulis soalnya dulu ya. No 1, jelaskan yang dimaksud pajak dan berikan contohnya!” ucap Pak Kaito.
“No 2, sebutkan pajak berdasarkan sifatnya dan berikan contohnya!”
“No 3, apa yang dimaksud subyek pajak dan apa fungsi pajak?”
“No 4, sebutkan rumus-rumus dalam pelajaran pajak maksimal 5! Kalau lebih juga boleh!”
“No 5 terakhir, jelaskan dan jawab;jika Pak Handi punya tanah 120 m² dijual 120.00,00. dan bangunan 50 m² dijual 75.000,00. berapa pajak yang harus dibayar Pak Handi? Itu saja, kerjakan sendiri!” kata Pak Kaito.
“Aduuuh!!! Rat, no 1-5 apa jawabannya??” Tanya Mitha.
“Ntar, baru juga mikir no 1. coba pikir sendiri dulu!” kata Ratu.
“Apa ya? Hm, kalo nggak salah pajak itu… Pajak sesuatu yang wajib dibayar.” Batin Mitha.
“Udah mikir! Mana jawabannya??” kata Mitha.
“Nih..” kata Ratu sambil menyodorkan secarik kertas.
“Apa itu, Ratu? Apakah kau memberikan contekan untuk Paramitha??” Tanya Pak Kaito.
“Gak lah! Itu kertas sampah! Sengaja saya kasih ke Paramitha biar dia aja yang buang! Saya males keluar!” kata Ratu menyelak dengan PD.
Anak-anak mengerjakan ulangan dengan payah. Paramitha malah enak-enakan mencontek. Tapi, tak ada yang memedulikannya. Untung, Ratu pintar. Walau ia anak buah Paramitha, tapi ia selalu ranking 10 besar. Paramitha ranking 20 ke atas. Sedangkan Myo selalu ranking 15 besar. Masih lumayan daripada Paramitha. Mitha sama sekali tidak malu kalau kedua sahabatnya pintar dan ia sendiri yang bodoh. Benr-benar berbeda. Lollupop Girls artinya permen lollypop. Permen itu manis. Tapi tidak menggambarkan sifat ketuanya. Paramitha. Serakah, bodoh, centil, sok eksis. Padahal kalah dengan Revina yang biasa saja.
“Baik, waktu habis. Kalian bisa pulang. Revina, kumpulkan lembar jawaban teman-temanmu. Taruh di meja saya.” Kata Pak Kaito.
“Baik, Pak.” Kata Revina.
“Heh! Tumpuk! Mitha! Mana siniin lembaranmu! Waktunya udah abis! Jangan bikin lama! Aku pingin cepet pulang!” kata Vina menarik lembar jawaban Mitha dengan kasar.
“Apaan sih lo! Gue belom selesai! Nanti gue tumpuk sendiri! Udah! Sana yang lain dulu aja! Repot amat!” kata Mitha kesal.
“GAKK!!!! Nanti kamu curang! Liat buku! Maan gak??!!! Sini!! Heh! Bantu, Ratu!!” kata Vina geram.
“Mit, tumpuk aja. Kan udah kukasih tau jawabannya. Pasti bener kok! Cepetan, Mit!!” kata Ratu.
“Tuh! Kamu curang! Nyontek Ratu! Yang lain kerja sendiri! Kamu malah enak-enakan nyontek! Mana?! Kasiin gitu aja repot!!” kata Revina.
“Nih! Puas lo! Rempong amat lo!! Gue bisa numpuk sendiri! Ish!!! Dan inget! Gue gak suka dipaksa! Apalagi sama lo! Yuk, guys! Kita ke mobil!” kata Mitha.
“Yuk!! Minggir!” kata Mitha sambil menyenggol Vina.
“Jalan pake mata! SHIT!!!!!” gertak Vina.
“Udah sabar, Rev. seumur-umur aku belom pernah denger kamu ngomong kasar. Kayak shit.” Kata Caroline.
“Nih shit pemebrianku buat nenek sihir! SHIT!! Rasakan itu, Paramitha Sysl!! Aku membencimu!” katanya geram.
“Kita temenin numpuk yuk.” Kata Melinda dan Caroline.
“Yuk! Gausah kita ngurusin si peot itu! Sok, centil, sombong! Dan ntah apalagi! Yuk, guys!” ajak Vina.
Selesai menumpuk ulangan mereka menuju ke parkiran sepeda. Dan mengecek ada yang ketinggalan atau gak. Dann… caramel kaget setengah mati karena ban sepeda mereka bocor. Pasti ulah Lollypop Girls. Sekarang mereka harus menuntun sepedanya dan mampir ke pompa ban. Di tengah perjalanan pulang, lagi-lagi ia bertemu Gilang.
“Hai!” sapanya.
“Juga. Yuk cepat! Dah siang nih, laper!” kata Vina.
“Vin..Vin.. Tunggu!” teriak Gilang.
To be continue~~~~
Akankah hubungan Gilang dan Revina baik lagi?
Check it out on chapter 9!
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 19.34 0 komentar
Label: my story
~~~My Life in Indonesia~~~
Cerita Sebelumnya : Revina berhasil diselamatkan. Dan kedua penjahat itu sudah berhasil ditangkap. Mungkin mereka akan menginap di dalam sel yang menurut Revina tempat menyeramnkan. Bagian ini akan penuh dengan percintaan, persahabatan, dan kebahagiaan. Ada sedikit pertengkaran tapi bisa diatasi.
~~~Chapter 7~~~
“Ayah! Darimana kau dating? Dan kapan tiba? Naik apa? Dengan siapa? Berapalama? Siapa yang menjemput?” pertanyaan yang bertubi-tubi dating dari Revina Machbet.
“Kau ikut ayah! Ternyata benar kataku, Indonesia buruk! Baru beberapa hari tak bersamaku sudah ada kejadian yang menggemparkan! Apa? Ibumu tak menjagamu dengan baik!” kata Ayahnya marah.
“Hey! Aku menjaganya! Dan asal kau tau, Macbet! Kau tak berhak berbicara begitu! Yang menculik Vina, rekan kerjamu dulu THOMAS! Karena untuk membalas dendam padamu yang dulu memecatnya! Dan menuduhnya membocorkan proyek besa! Bukan ia pelakunya!” kata Ibunya gusar.
“Pokoknya aku tak peduli! Aku akan membawa Revina bersamaku! Aku jauh bisa menjaganya daripada kau! Dan tak ada yang bisa menghalangiku!” katanya seraya menarik Vina keluar.
“Tidak! Aku tidak akan membiarkan anak yang lahir dari rahimku kau ambil! Lebih baik kita sudahi saja ini semua. Dan kau terserah mau tetap disini atau tidak. Aku tidak mau berdebat lebih lama dengan suami sendiri.” Kata Ibunya.
“Baik, aku tidak akan membawa Revina. Tapi, kau harus menjaganya dengan baik. Aku akan kembali ke Amerika menyelesaikan tugasku dan 2 minggu lagi kembali kesini.” Kata Ayahnya pergi.
“Ibu! Untung Ayah tidak jadi membawaku. Aku suka disini. Walau harus ada culik-menculik. Tapi, tempat ini menyenangkan! Aku pasti akan menangis jika harus kembali ke Amerika. Aku sudah menemukan teman yang menyenangkan. Dan mendapat pelajaran aru.” Kata Revina.
“Benarkah itu? Kau suka di Negara kelahiranku? Oh, itu baru anak ibu. Dan aku juga suka tempat ini. Bagaimana kalau akhir pecan kau kuajak ke tempat keluargaku supaya lebih akrab?” Tanya Ibu.
“Boleh banget, Bu! Aku senang sekali! Bertemu keluarga besar Ibu? Wah, pasti asyik!” katanya senang.
Oya, nama Ayah Revina itu Marvin Machbet. Machbet adalah marga dari keluarga itu. Jadi, pasti semua cucu, anak menggunakan Machbet. Tidak laki-laki tidak perpempuan. Mungkin kalau yang tidak pakai Machbet bukan keluarganya. Keluarga Machbet adalah keluarga terbesar dan terkaya di Amerika. Itu sudah turun temurun dari cucu-kakeknya. Dan pewaris tunggal Keluarga Machbet berikutnya adalah Revina Machbet. Anak Marvin Machbet. Yang kini di mutasi ke Indonesia. Revina anak yang tomboy tapi cantik dan bisa menjadi anggun jika ia mau. Ia tidak suka jika ada yang mengingatkannya kalau ia pewaris tunggal keluarga Machbet. “Itu kan masa depan, tapi sekarang kita jalani saja”. Itu yang selalu diucapkannya jika ada yang bilang ia pewaris tunggal Machbet. Ia lebih senang menjadi orang biasa saja di masa mudanya. Dan menjalankan apa yang harus dilakukan. Dia lebih suka hidup sederhana daripada hidup mewah. Walau terkadang ia juga sering mengatakan “Tempat ini buruk!”. Tapi, setelah itu ia merasa kikuk.
“Ibu! Mana makan siangku? Laper!” kata Vina.
“Ibu tidak sempat masak. Kalau mau makan, masak saja telur dan mie.” Kata Ibunya.
“Mie?! Tidak! Sangat tidak sehat!” kata Vina.
“Saat ini hanya itu saja yang ada. Kalau mau goring telur. Itu kan sehat?” Tanya Ibunya.
“Some egg and lemon tea will be nice.” Kata Vina menggunakan aksen Amerikanya.
“Yah, kau ambil saja cheesecake kemarin. Lalu kau hangatkan sebentar. Dan….. selamat makan!” kata Ibunya.
***
“Hoaaaamm… Selamat pagi dunia! Apakah ada yang menarik pagi ini?” pertanyaan konyol keluar dari Vina. Benar-benar konyol!
“Hahaha, lebih baik aku mandi saja sekarang. Sudah jam.. (meihat jam0 Hah?! Jam 6.40?! Terlambat!” katanya kaget.
Revina segera mandi dengan secepat kilat. Dan memakai seragmnya. Turun ke bawah, terdengar Ibu berteriak,
“Sedang apa kau?! Dengan seragam?! Ini kan hari Minggu? No school today.” Kata Ibu.
“Ya ampun! Kalau gini untuk apa aku epat-cepat?! Seharusnya tadi aku masih tertidur lelap seperti putri!” kata Vina kesal.
“Masalah sepele aja dibesarin. How fuckin’ you are. Kamu kan bisa tidur lagi? Or anything else, that’s up to you. I will clean up the home. You can play on your friend’s home.” Kata Ibunya.
“Yah, Ibu. Aku akan kalau udah bangun gak bisa tidur lagi. Anyway, I want to help you. Can I?” Tanya Vina.
“Of course! Come on, and first you sweep this room and your room. I will cutting the grass.” Kata Ibu sambil berlalu.
“Mom! Gak jadi ya! Aku mau cycling aja! Keliling komplek biar lebih tau daerah ini.” Kata Vina.
“That’s bad. But, okay if you want. I can do it by myself. Tapi, pulang sebelum jam 10 ya.” Kata Ibunya.
“Sippo!” kata Vina keluar dengan riang.
Vina bersepeda dengan riang dan ngebut. Ia sangat senang. Mungkin karena sudah tidak diculik lagi. Dan ia terkejut karena bertemu dengan anak laki-laki yang sedang mengendarai sepedanya. Dan sangat mirip dengan Gilang. Vina pun memanggilnya.
“Hey!” teriaknya.
“Hey juga! Kamu juga sedang bersepeda? Indah ya! Dan rumahmu juga di komplek ini? Bisa berangkat sekolah bareng dong!” kata Gilang.
“Ya. Dan aku sangat terkejut bertemu denganmu. Tapi, kenapa kau bawa Koran?” Tanya Vina.
“Em… Jangan bilang siapa-siapa ya. Aku ini….Sebenarnya.. tukang Koran.” Kata Gilang.
“Apa?! Oh.. Oke! Aku bisa kok tutup mulut! Bersepeda lagi yuk?” kata Vina.
“Yuk!” jawab Gilang.
“Dan sini separuh Koran itu taruh keranjangku. Aku mau kok membantumu berjualan.” Kata Vina.
“Hah?! Oke, ini. Mari keliling dan bagikan Koran ini ke orang yang berlangganan.” Kata Gilang.
Mereka berdua menikmati pagi yang indah itu. Walau harus berjualan Koran. Vina tampak senang dapat besepeda ria di Minggu pertamanya di Indonesia. Walau saat pertama harus ada penculikan segala. Hari sudah siang. Menunjukkan pukul 9. vina memilih duduk di taman sambil minum. Dan pada bagian inilah Gilang menyatakn cintanya.
“Vin, aku boleh ngomong something gak?” Tanya Gilang.
“Boleh.” Jawabnya.
“Aku sebenernya….”
“Hei!! Ngapain lo Upik Abu disini?! Eh, ada Gilang!” kata Paramitha.
“Elo bisa nggak, gak usah ganggu kita! Saat kita mau ngomong sesuatu yang penting muncul aja terus.” Kata Gilang kesal.
“Ngomong apa? Maaf gak bisa. Kita ini ingin mengganggu kalian. Dan aku udah tau Gilang mau ngomong apa ke Upik Abu.” Kata Paramitha.
“PERGI! Dan jangan panggil Vina “Upik Abu” lagi!! Jangan ganggu kita lagi!!” kata Gilang.
“Maaf, Vin.. Sebenernya aku…”
“Maaf. Tapi, ini udah jam 12. aku janji sama Mom pulang jam 12 siang! Daaah!” kata Vina seraya pergi.
“Sial! Gara-gara nenek peot sekarang aku gak bisa nyatain cinta. Lagian kenapa sih, ada aja halangannya! Kalau gitu aku harus nyatain lewat sms.” Kata Gilang pada diri sendiri.
“Hm, tadi si Gilang mau ngomong apa ya?? Aku jadi penasaran. Nyesel aku tadi ninggalin dia dan pulang duluan.” Batin Vina di kamarnya.
~Baby Baby Baby~
“Ada SMS! Siapa ya?” batinnya.
From : 08xxxxxxxx
Hey, Vin! Ni ak Gilang. Mav, td g jd ngmg. Pertama, gra” nenek sihir i2. Kedua km keburu pulang. Gmn kalo nanti sore jam 3 kita ketemuan di Taman??
From : Vina Sweetheart (nama dikontaknya Gilang)
Sorry ya! Jam segitu biasanya aku “Tea Time”. Jadi, aku gak bisa. Mungkin lain kali aku bisa.
From : Gilang P
Y udh, gpp. Gmn klo bsk snen plg skolah kta nonton?? Mau yaa???
From : Vina Sweetheart
Pulang sekolah aku belajar. Nggak bisa. Waktu luangku cuman Minggu pagi. Sorry banget
From : Gilang P
Y udh, minggu aj y. Jam 7 di tman yg td…Okey ;)
From : Vina Sweetheart
Iya, Lang.. Ntar liat besok Minggu ya, kalo aku ga sibuk…
“Sial! Si Vina tu ternyata sibuk dan aktif banget! Kalau gini, susah dong.. Mau ngajak tapi gak bisa terus. Kalo Minggu kelamaan dong.” Batin Gilang.
“Sebenernya dia itu mau ngomong apa sih?! Kenapa nggak to the point?! Tau ah! Paling ngomongin yang nggak penting!!” kata Vina dalam hati.
***
“Hai, guys! Apa kabar?” sapa Vina.
“Hey! Baik… Kamu udah ngerjain PR Matematika, Vin?” Tanya Melinda.
“Udah doong! Kamu? Eh, tau gak? Kemarin aku sepedaan sama Gilang. Waktu udah selesai dia mau ngomong sesuatu tapi nggak jadi.” Kata Vina.
“Nyatain cinta kali.” Tebak Melinda.
“Imposible!! Gak mungkin banget dia bilang gitu ke aku!! Mungkin aja dia mau curhat tapi malu. Yah, aku juga bingung.” Kata Vina.
“Heh!! Gak mungkin Gilang nyatain cinta ke elo!! Ngarep banget sih!! Gak mungkin juga dia suka ma elo!!! Apa sih hebatnya elo?! Nyadar dong!!! Dia tuh sukanya sama gue!!” kata Paramitha.
“Pagi-pagi nggak usah cari gara-gara ya! Dan satu lagi, aku bisa aja ngeluarin kamu dari sekolah ini! Inget itu Putri Paramitha Sysl Yang Terhormat!!” kata Vina.
“Well, lo emang menang kalo soal harta. Tapi, penampilan? Lo gak akan menang dari gue!! Gue ini terkenal dan tercantik dari dulu dan….
TEETTT!!!!
“Dan bel bunyi! Hahah!!” kata Vina mengejek.
“Sialan ni bel!!! Kenapa harus bunyi disaat aku sedang membanggakan diriku sih??!!” gerutu Paramitha.
“Anak-anak, kita kedatangan murid baru lagi. Namanya Caroline Amartha Bable.” Kata Pak Gieto.
“Wah! Anaknya kayak apa ya? Dari namanya sih, bagus. Tapi, gak tau kalau dari anaknya.” Itu obrolan murid-murid.
“Hello, teman-teman. Namaku Caroline Amartha Bable. Senang berkenalan. Semoga kalian bisa berteman baik denganku.” Kata Caroline memperkenalkan diri.
“Caroline? Kayaknya aku pernah denger! Oya, dia kan…” kata Vina dalam hati.
“Caroline! Ingatkah kau denganku??” Tanya Vina.
“Kau? Revina Machbet? Tentu saja! Dulu kita sahabat, dan saat kau pindah aku janji akan menyusulmu. Nah, aku sudah menyusulmu kan?” kata Caroline.
“Yap! Aku rindu sekali denganmu! Hampir aku lupa denganmu! Kau duduk di sebelahku ya, Carol?” pinta Vina.
“Baiklah. Nanti kenalkan aku dengan teman-teman ya, Rev. Dan antar aku berkeliling sekolah.” Kata Carol.
“Cukup perkenalannya. Caroline, duduklah. Dan kita mulai pelajaran Matematika hari ini. Ada PR? Yang tidak mengerjakan seperti biasa langsung maju. Paramitha, mana PRmu??” Tanya Pak Gieto.
“Mith! Ngerjain nggak?? Nih, pinjem punya gue aja.” Kata Ratu.
“Mana Paramitha? Dan apa itu, Ratu?? Kau kan tidak sedang meminjamkan PRmu pada Paramitha kan?” kata Pak Gieto.
“Tidak, Pak.” Jawab Ratu.
“Saya yakin Paramitha belum mengerjakan PR. Sekarang keluar!! Berdiri di luar sampai pelajaran saya selesai!!” suruh Pak Gieto.
SKIP
“Sialan Pak Gieto!! Masa gue di suruh berdiri sambil berjemur di tiang bendera sampai kulit gue osong?!! Eh, itu Caroline, Revina, dan Melinda. Kerjain yuk!” kata Paramitha.
“Hei!! Mau kemana kalian??”Tanya Ratu ramah.
“Pulang lah! Kalian pikir apa?? Madang? Ga doong!” jawab Revina.
“Mereka itu siapa sih, Rev?? Mereka yang dihukum pas Matematika tadi kan??” Tanya Caroline.
“Mereka anak geng Lollpop Girls dan paling terkenal di sekolah. Bukan karena hal yang baik tapi hal yang jelek. Sudah, pulang yuk!” kata Revina pergi.
“Eiitt… Mau kemana?? Kita maish ada urusan! Sini! Ikut aku!” kata Lollypop Girls membawa Melinda, Caroline, Revina ke atas.
“Nah, sekarang saatnya pembalasan! Karena udah buat popularitas kita down. Disini sepi jdi kalian gak bisa minya tolong.” Kata Paramitha.
“Jangan sakiti mereka!” kata seseorang.
To be continue~~~~
Siapakah seseorang itu???
Dan bagaimana nasib Caroline, Revina, Melinda???
Check it out on nexy chapter!
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 17.07 0 komentar
Label: my story
Jumat, 15 April 2011
~~~My Life in Indonesia~~~
Cerita sebelumnya : Gilang Padmawijaya berhasil membawa polisi. Tapi, 2 orang bandit itu sudah pergi meninggalkan Revina sendirian di dalam rumah itu. Dengan sangat terpaksa, kedua polisi bersama Gilang dan Revina mengikuti mobil penjahat-penjahat itu. Untung Gilang sudah mencatat plat nomornya, jadi mereka bisa dengan mudah mengikuti mobil tersebut.
~~~ Chapter 6 ~~~
Sudah hampir 1 ½ jam mereka mengikuti mobil itu, tapi tetap saja tidak ada hasil. Tapi, mereka tidak akan menyerah begitu saja dan menghentikan penelusuran mereka mengikuti mobil tersebut. Hari sidah siang, perut mereka sangat keroncongan. Pak Polisi membagi 2 batang cokelat pada Gilang dan Revina.
“Hey, lihat! Sepertinya mereka akan berhenti. Sebentar, biar kulihat berhenti dimana…” kata Gilang memicingkan mata. Oya! Tentu saja! Mereka berhenti di rumah makan itu! Hari sudah siang, dan tentu saja mereka lapar. Bagaimana jika kita juga makan, Pak?” katanya lagi.
“Kurasa kau benar. Dan aku akan menyergap mereka di rumah makan itu. Pasti kaget sekali mereka!” kata Pak Polisi.
“Yap! Dan… Itu Thomas! Teman rekan kerja ayahku dulu. Katanya ia menculikku karena untuk membalas perbuatan ayah. Ia jadi dipecat gara-gara dituduh membocorkan rahasia proyek! Padahal bukan ia pelakunya!” kata Revina bercerita panjang lebar.
“Oooo! Aku mengerti sekarang. Persoalan biasa yang memang sering terjadi. Tapi, dimana Ayahmu?” kata Pak Polisi
“Ia masih di Amerika. Masih ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan segera. Dua minggu lagi baru akan menyusul kemari.” Kata Revina lagi.
Mereka memasuki Rumah Makan. Dan melihat 2 penjahat itu sedang memesan makanan. Mereka segera memesan makanan dengan cepat. 15 menit makanan jadi. 2 penjahat itu juga sedang makan. Dan cara makan mereka seperti sudah 2 tahun lamanya tidak makan. Sangat lahap dan serakah! Uuppsss… Mungkin memang serakah. Mereka makan di restoran yang sangat sederhana. Selesai makan, mereka mengobrol sebentar. Di bilik sebelahnya Revina, Gilang, 2 polisi mendengar pembicaraan mereka.
“Dengar, begitu selesai makan kita membawa barang curian ke kantor pos. untuk diposkan ke Prancis dan dijual dengan harga yang sangat besar. Perjalanan ke kantor pos masih sangat jauh!” kata Thomas
“Jadi.. mereka mengendarai mobil dalam waktu lama hanya untuk ke kantor pos?! sudah gilakah mereka?! Dan ingin mengeposkan barang curian?! Pak, cepat cegah!” kata Gilang antusias.
“Tunggu dulu. Jangan gegabah. Kita harus terus membututi mereka. Jangan sergap disini. Banyak orang dan mereka bisa berteriak pada semua orang bahwa kita ingin mencuri sesuatu dari mereka.” Kata Pak Polisi.
“Bapak benar. Baik, kita ikuti mereka. Dan mencari tau mengapa mereka memilih kantor pos yang jauh, padahal di dekat persembunyian mereka juga ada kantor pos. atau kantor pos itu “Rahasia”?” kata Gilang penasaran.
Mereka segera menghabiskan makanan. Dan ketika para penjahat itu itu lewat mereka menutupi diri mereka masing-maisng. Mereka tidak ingin ketauan. Jika ketauan, penyelidikan mereka ini bisa-bisa gagal total. Dan sepertinya sudah aman bagi mereka untuk masuk ke mobil. Karena kedua penjahat itu sudah lewat. Tak lupa membayar, mereka segera naik mobilm dab mengikuti mobil itu. Mobil itu berhenti di pom bensin. Terpaksa Pak Polisi juga mengisi bensin. Kalau tidak mereka pasti akan curiga ada mobil mobil berhenti tapi tidak mengisi bensin.
“Pak, isi ¼ saja ya.” Kata Pak Polisi.
“Baik. Jadi harganya 12,000. pakai pajak menjadi 13,000.” Kata Tukang Bensiin.
Sebenarnya Pak Polisi merasa sayang mengisi bensin. Selain masih penuh karena baru diisi kemarin, juga karena para penjahat yang sok tingkah itu! Ia sudah geregetan ingin menangkap mereka. Tapi, mereka ingat perkataan bos “Jangan gegabah jika menghadapi suatu masalah”. Jadi, dengan sabar mereka semua menunggu bensin terisi. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan ngebut. Mereka sudah tidak sabar lagi dengan keberadaan kantor pos “Rahasia” tersebut. Tapi, jika gegabah mereka akan tidak akan mendapat apa-apa. Revina dan Gilang sudah membolos sekolah atau tepatnya tidak masuk 2 hari. Revina minta izin untuk menelfon ibunya yang mungkin sekarang sedang sangat khawatir.
“Ibu tenang saja! Aku tidak apa-apa. Ini sedang bersama polisi dan temanku untuk menyelidikki orang yang telah menculikku.” Kata Revina cepat.
“Kau diculik?! Oh… GOD! Ya sudah, cepatlah pulang! Sekarang kau dimana? Dan bagaimana kau bisa diculik??” kata Ibunya kaget.
“Sudah ya, Bu! Ceritanya panjang! Nanti saja akan kuceritakan jika sudah sampai di rumah. Daah!” kata Vina seraya menutup telponnya.
Mereka menunggu sampai sore. Matahari sudah tenggelam. Dan mereka melewatkan waktu minum the. Atau yang biasa disebut di Eropa “Tea Time”. Pada saat ini mereka tidak hanya minum the saja, tapi juga disediakan kue-kue kecil. Dan ini sudah menjadi tradisi orang Eropa. Apalagi Revina, ia tidak mau melewatkan kesempatan ini. Tapi, sekali ini Revina merasa tidak keberatan melewatkan saat “Tea Time”. Karena sebentar lagi akan ada kasus dan masalah yang terpecahkan. Kedua polisi itu sudah tidak tahan lagi. Ingin rasanya menghadang mobil tersebut dan mengambil paksa barang curian. Tapi, tidak jadi. Untung. Mereka tetap bersabar menunggu waktu yang tepat.
Seharian sudah mereka mengikuti mobil itu. Sudah lelah, capek, dan ngantuk. Bahkan Revina dan Gilang sudah ingin kembali ke sekolah. Rupanya kangen dengan teman-temannya. Termasuk The Lollypop Girls. Tapi, mereka sama sekali tidak tau, kalau sekolah mereka pusing dengan kehilangan mereka berdua. The Lollypop Girls malah sangat amat sedih hati. Bukannya khawatir dengan keadaan mereka, melainkan takut Gilang dan Revina berduaan dengan senang hati. Padahal mereka sedang dalam keadaan yang sulit dan menegangkan. Bayangkan! 1 mobil dengan polisi!
Melihat dan menceritakan sedikit keadaan di sekolah
“Aduh! Pasti Gilang dan Vina sedang honeymoon!” kata Paramitha ngaco.
“Hus! Jangan negative thinking lah, Mit! Malah kupir mereka sedang dalam keadaan yang susah. Dan aku merasa kasihan terhadap mereka. Kata Ratu
“Heh! Kok malah pada belain si “Upik Abu” sih?! Ngebetein amat! Asal kalian tau ya! Gue ini lebih tau tentang mereka! Pasti berduaan kalau ada kesempatan emas! Orang mereka itu kayaknya saling suka.” Kata Paramitha jengkel.
“Kayaknya kita harus menyelidiki nih. Kalau nggak, kita bakalan penasaran terus seumur hidup.” Kata Myo
“Hm.. Tapi gimana caranya? Kita aja gak tau mereka pergi kemana. Dan mungkin gak akan pernah tau! Kurang ajar mereka, kalau udah pulang awas! Gue labrak habis-habisan!” kata Paramitha.
Sementara itu di tempat Revina dan Gilang. Mereka dan kedua polisi sedang sangat senang. Karena akhirnya, sampai di kantor pos “Rahasia” itu dalam waktu seharian! Sangat sinting kedua penjahat itu!!
“Perjalanan kau sampai disini lama sekali. Aku sampai harus menunggu di kantor pos jadi-jadian ini.” Kata salah seorang di kantor pos.
“Maaf, ini tolong poskan barang-barang curian ini. Tapi, hati-hati sepanjang perjalanan tadi, ku merasa ada yang mengikuti kami.” Kata Pak Thomas
“Kalau begitu, ada yang menguping pembicaraan kita disini. Sebaiknya kau pulang. Daripada terjadi apa-apa lagi disini. Aku tidak mau kalau harus berurusan dengan polisi.” Kata Penjaga kantor pos itu.
“Pak, ini kantor pos jadi-jadian?? Itu artinya kita tidak dapat membatalkan pengiriman paket itu. Lebih baik sekarang kita serang mereka atau tidak selamanya.” Kata Revina
“Betul juga katamu. Baik, akan segera kuserang mereka.” Kata Pak Polisi
adegan saat polisi menyergap kedua penjahat yang kaget saat tau-tau muncul polisi di sekitar mereka. Ia dan temannya merasa sangat ketakutan. Mereka tidak bisa kabur sekarang! Mereka sudah terjebak!
“Serahkan barang-barang curian itu! Dan ikut kami ke penjara! Kami sudah tau rencana kalian! Dan kamilah yang mengikuti kalian hingga sampai disini. Letakkan senjatamu itu atau kau akan mendapat hukuman yang lebih berat.” Kata Pak Polisi galak.
“Ampuun. Saya hanya orang suruhan mereka. Saya dibayar untuk melakukan semua ini. Jangan tangkap saya, Pak.” Kata orang yang tadi menerima barang curian.
“Yah, asal kau mau memberika barang curian itu padaku dank au akan bebas dari hukuman. Serta menjadi saksi tentang apa yang dilakukan oleh Thomas. Kurasa kau tau semua. Atau harus kusebut, tukang pos gadungan.” Kata Pak Polisi tajam.
“Baik. Saya mau jadi saksi. Saya tau semuanya, walau tidak semuanya juga. Pokoknya ¼ masalah aku tau. Kalau mau tau semua, Tanya Richo dia asisten Thomas.” Kata Pak Pos.
“Ya, kau dan Richo menjadi saksi. Dan kau Thomas, kedudukanmu sebagai tersangka. Jadi, hati-hati saja!” kata Pak Polisi.
“Bagaimana denganku, Pak?” Tanya Revina
“Kau sebagai korban. Dan temanmu juga dianggap sebagai korban. Kalian akan kuantar pulang sekalian. Tapi, pasti sekarang mobil sempit karena akan ditempati kedua penjahat itu.” Kata Pak Polisi.
“Taka pa, Pak. Kami bisa naik taxi. Atau apa saja yang lewat.” Kata Gilang.
“Katamu uangmu habis? Ini Bapak beri 10,000. Anggap saja sebagai tanda terima kasih karena sudah membantu kami menangkap penjahat.” Kata Pak Polisi.
“Terima kasih banyak, Pak.” Kata Gilang menerima uang tersebut.
“Ya, sama-sama. Hati-hati dijalan ya!” kata Pak Polisi
“Nah, sekarang misi selesai. Dan kita bisa kembali ke sekolah.” Kata Gilang
“Belum. Belum selesai. Kau tau kita harus berjalan 500 KM untuk sampai ke jalan raya dan menemukan bis pertama yang muncul.” Kata Revina
“Itu aja becak. Naik itu saja dulu. Tapi, kita jalan 300 km, baru naik becak. Supaya tidak mahal dan menghemat uang kita.” Kata Gilang bijak.
“Yah, sekarang saja kalau begitu. Hari sudah malam. Aku tidak mau berjalan dalam gelap.” Kata Vina
“Tenang. Kan ada aku. Kau tidak perlu takut. Aku yang akan melindungimu dari apapun.” Kata Gilang.
‘kenapa ya kalau aku ada di dekat Gilang hatiku menjadi berdebar-debar? Apa itu artinya?’ batin Vina.
Mereka terus berjalan dalam malam yang sangat gelpa. Perjalanan sangat jauh. Tapi, untung Revina orang yang kuat. Ia selalu tahan dalam keadaan apapun. Maka dari itu Gilang menyukainya. Ia ingin bilang pada Vina kalau ia suka padanya tapi takut ditolak. Ia tidak tau kalau Vina juga suka pada Gilang. Mereka sudah hampir lemas. Dan Vina seperti mau pingsan. Tapi, ia berpura-pura kuat agar tidak disangka lemah. Tak lama kemudian Vina pingsan. Gilang khawatir dan menggendong Vina sampai 300 km.
Akhirnya pada pagi hari mereka berdua sampai kembali di Jakarta. Mereka berdua amat sangat senang dan bersyukur. Mereka hendak membolos atau tepatnya izin tidak masuk sekolah hari itu. Karena merasa amat capek.
“Vina! Kau darimana saja, Nak?? Kok sampai lesu begitu?! Akan kubuatkan the dan hari ini kau tidak perlu masuk sekolah. Ceritakan pada Mama apa yang terjadi dan kenapa bisa diculik.” Kata Mama.
“Ceritanya panjang dan aku terlalu capek untuk bercerita.” Kata Vina
“Yah, tak apa. Yang penting sekarang kau sudah selamat dan tidak dalam keadan gawat. Mama sangat khawatir, Nak.” Kata Mamanya.
“Mama, cerita begini… (blablablah). Yah, begitulah ceritanya. Tapi, untung aku tidak sendiri. Ada yang Gilang yang menemani.” Kata Vina.
“Sebaiknya kau bilang pada Ayah soal ini. Ia harus tau. Supaya tidak terjadi lagi. Dan itu terserah Ayah akan membawamu ke AMerika atau tidak.” Kata Ibu
“Tentu aku akan membawanya! Aku sudah mendengar semuanya! Aku akan membawa Vina ke AMerika, karena kau tidak bisa menjaganya dengan baik!” kata Ayah yang muncul tiba-tiba
To be continue~~~
Hah,,,, vina dibawa AMerika??? Lalu gimana dong Gilang???
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 02.19 0 komentar
Rabu, 30 Maret 2011
~~~My Life in Indonesia~~~
Cerita sebelumnya :
Revina yang malang. Hanya karena Ayahnya punya musuh, ia yang menjadi korbannya. Tapi, yang episode ini mungkin agak panjang, karena ada adegan Gilang dan teman-teman sebasketnya menyelamatkan Revina. Setelah itu tidak tau Revina akan dibawa kembali ke Amerika atau tidak. Simak saja! Setelah itu ada percintaannya. Gilang menyatakan perasaannya pada…..
Happy Reading!
~~~Chapter 5~~~
Kejadiannya begitu cepat. Revina disekap dan dimasukkan di dalam mobil. Tapi, Gilang yang sedang mengendarai sepedanya tidak berani berkutik melihat Revina begitu. Setelah mobil berjalan barulah ia mengikuti mobil tersebut. Ia lupa untuk menelepon polisi. Tapi, biarlah akan ia telepon setelah sampai di tempat tujuan agar polisi tidak ikut-ikutan mengikuti mobil seperti Gilang. Dan diberi alamat yang jelas tentang dimana Revina diculik.
“Kenapa ya orang-orang tadi menculik Vina? Dan kemana mereka pergi?” itu yang selalu digumamkan Gilang sambil mengendarai sepeda. Gilang mengendarai sepeda dengan ngebut agar tidak kehilangan jejak. Sesaat kemudian ia menyetop taksi karena ia berpikir nafasnya sudah ngos-ngosan jadi tidak mungkin mengejar dengan sepeda.
“Ikuti mobil itu, Pak!” suruh Gilang. Tidak lupa ia mencatat nomor mobil itu, agar jika kehilangan jejak bisa diberika pada polisi dan polisi dapat dengan mudah mengikuti mobil tersebut.
Sepertinya sudah lama sekali Gilang mengikuti mobil itu, tapi tidak kunjung berhenti juga. Dengan kaget, Pak supir taksi bilang, “Mobil itu mau kemana, Dek? Ini sudah di Cilacap lho.” Katanya begitu.
“Apa??!!!! Jauh sekali! Begini Pak, tadi saya melihat mobil itu menculik teman saya, saya tidak tau kenapa saya mau menyelamatkan teman saya itu.” Kata Gilang menyatakan permasalahannya.
“Oooo, begitu. Mengapa tidak minta polisi saja??? Ini sudah 500.000 lho.” Kata Supir taksi mengingatkan
Gilang mengecek uangnya. Untung masih ada 1 juta. Dan ia berkata pada pak supir, “Pak, ada 1 juta di dompet saya, bapak ambil aja yang penting harus sampai ke tempat penculik itu membawa teman saya.” Kata Gilang.
“Baik.” Jawab supir itu.
Akhirnya setelah lama menunggu Gilang sampai ke tempat penculik itu. Ternyata memang jauh tempatnya. Ia menanyakan lokasi pada Pak Supir dan berpikir sejenak, ‘kalau begitu besok aku bolos sekolah dong’. Itulah gumaman Gilang. Ia turun dan mengucapkan terima kasih pada supir taksi itu. Sekarang supir taksi itu kembali ke Jakarta dengan rasa lelah.
“kasihan juga Pak Supir itu. Gara-gara aku jadi harus kembali dengan capek.” Katanya dalam hati
Gilang bersembunyi di balik semak yang terdekat dari situ. Dan mendengarkan kedua orang yang menculik Vina itu dengan seksama. Setelah mendengar pembicaraan mereka ini, Gilang jadi mengerti mengapa mereka menculik Revina.
“Jadi Ayah Revina pernah bekerja sama dengan mereka. Dan mereka telah dipecat olehnya karena suatu permasalahn. Hmm, apakah lebih baik aku ke polisi atau tetap disini untuk mengawasi Vina kalau-kalau ia disakiti?” batin Gilang dengan ketakutan
Hari telah larut malam. Kemudian ia memutuskan untuk ke polisi besok pagi. Tidak enak juga ke kantor polisi malam-malam. Ia akan tidur di balik semak yang dingin itu. Ia sudah bertekad akan bangun pagi sekali agar bisa ke polisi di daerah sini dan menyatakan ada anak yang diculik. Dengan begitu persoalan akan menjadi mudah dan Revina akan selamat.
Malam itu indah. Bulan bersinar terang karena malam itu purnama. Gilang tidur diterangi cahaya bulan. Ia merasa bahagia karena sebentar lagi akan bisa menyelamatkan Revina Machbeth anak dari pengusaha kaya yang ada di Amerika! Saat itu ia mendengar suatu suara. Ya! Itu suara Vina. Ada apa sebenarnya?
“Tidak mau! Aku tidak akan pernah menandatangani surat itu! Ayah bisa marah! Kenapa kalian menculikku bodoh! Ibu pasti khawatir sekali di rumah!!” teriak Vina dengan menangis
“Ya Tuhan, tolong lindungilah Revina, jangan biarkan ia disakiti begitu oleh penjahat-penjahat itu. Kumohon Tuhan kabulkanlah doaku ini. Aku sangat menyayangi Vina, jangan biarkan ia terluka.” Itulah doa Gilang. Ia benar-benar tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan nasib Vina. Ia tidak bisa berdiam terus disitu tanpa melihat keadaan Vina. Saat itu Gilang benar-benar khawatir padanya!
“Dengar, Nak, kalau kau tidak mau menandatangani ini, aku akan membunuhmu.” Kata penculik itu
Gilang mendengar itu. Dan ia merasa air mata mengucur di pipinya. Tidak! Aku tidak akan membiarkan Vina dibunuh oleh bandit itu! Ia bangkit. Dan menggedor pintu rumah itu. Sang penculik kaget. Dikira yang datang polisi dan ia berkata pada Vina,
“Sekarang diam. Atau kau kubunuh.” Katanya sambil menuju ke pintu
Betapa terkejutnya ia ternyata yang datang seorang laki-laki.
“Mau apa kau?? Dan darimana kau tau kami disini?? Jangan-jangan kau mengikuti kami yaa??” Tanya sang penculik garang
“Bukan urusanmu.tolong jangan sakiti Vina. Jangan bunuh dia. Kalau kau mau bunuh saja aku! Aku rela mati, asal jangan dia yang kau bunuh!” kata Gilang dengan gagah berani.
“Ternyata kau temannya yaa. Hm, aku hanya menyuruhnya menandatangani kontrak tapi, ia tidak mau. Jadi, harus kuancam dengan itu.” Katanya santai
Vina bergumam. Itu kan Gilang. Ternyata pada saat aku diculik ia melihatnya dan mengikutiku sampai kesini. Wah, senang hatiku karena ternyata aku tidak sendirian di tempat yang seperti neraka ini. Ia berteriak dengan keras,
“GILANGGG!!!!!!!!!! TOLONNGGGGG!!!!!!” teriak Vina
“Vinaaaa!!! Kau dimana???!!! Aku datang untuk menyelamatkanmu!!!!!” teriak Gilang membalas sapaan Vina
“DIAAAMMM!!! Kalau kalian begitu terus bisa-bisa membangunkan tetangga dan akhirnya semua kemari.” Kata penculik itu garang
“Memang itu yang aku mau.” Kata Gilang santai
Penculik itu menatap Gilang sejenak. Dan berpikir dengan keras. Antara membiarkan anak ini bebas atau menyekapnya. Tapi, untung penculik ini bodoh, ia membiarkan Gilang bebas sehingga ia dapat melapor pada polisi.
“Baik. Kau pergi. Tapi, jangan kembali lagi. Awas kau!” kata si penculik
“Tapi, jangan sakiti Vina lagi. Jangan buat dia tersiksa atau aku akan kembali kesini lagi.” Kata Gilang
“Baik.” Kata penculik itu menutup pintu kembali
Semuanya kembali seperti semula. Tapi, tidak dengan yang diculik. Ia merasa kesepian, takut dan entah apalagi. Tapi, sekarang ia tau ia tidak sendirian. Gilang pasti akan dengan segera melapor pada polisi dan ia bisa bebas kembali. Sungguh tidak enak nasibnya. Disuruh menandatangani kontrak yang sama sekali tidak kumengerti, dan diancam akan dibunuh. Sepertinya ia mengenal orang yang menculiknya itu.
“Hey kau! Benarkah kau Pak Thomas?” Tanya Vina
“Kau ingat denganku ternyata yaa?” kata Pak Thomas
“Tentu saja! Dulu waktu aku masih sangat kecil dan Ayah sedang sibuk bekerja aku kan selalu bermain denganmu! Dan sekarang rupanya kau ingin bermain lagi yaa! Kangen denganku rupanya!” kata Vina
“Ya! Tapi, aku ingin membalas dendam pada Ayahmu yang telah memecatku dulu. Sehingga aku hidup sengsara. Dengan aku menculik mu pasti ia akan khawatir. Dan aku akan meminta tebusan yang besar agar tidak miskin lagi.” Kata Pak Thomas
“Ooooo, begitu. Tapi, bukankah kau dipecat waktu itu karena kesalahnmu sendiri?? Maksudku, kau kan membocorkan proyek penting pada orang asing dan maka dari itu Ayah memecatmu. Dia tidak salah.” Kata Vina
“Pokoknya bukan aku! Dia tidak pernah percaya padaku! Yang membocorkan itu Vana! Vana De Melbourne. Ia orang Australia. Dan akan disebarkan ke negerinya. Seharusnya Ayahmu tau soal itu! Aku jelas tidak mungkin! Aku lahir di Amerika dan setia pada Amerika!” kata Pak Thomas bercerita tentang masalahnya.
“Kenapa tidak kau ceritakan pada Ayah??” Tanya Vina
“Tadi kan sudah kubilang, dia tidak pernah percaya padaku!” katanya lagi.
Lama sekali mereka bercakap-cakap. Tapi, Pak Thomas merasa sudah berbincang terlalu panjang. Sehingga Vina mengetahui semua permasalahannya.
Keesokan paginya Pak Thomas sudah bangun. Untuk melihat apakh itu saat yang tepat untuk menelfon Nyonya Machbeth.
“Dengar, aku akan menelpon ibumu dan memberi tau dimana kau dan dengan siapa kau berada. Kuharap ibumu akan menyampaikan pesan ini pada Ayahmu tentunya!” kata Pak Thomas
“Silakan.” Kata Vina
Setelah menelpon, mereka pergi dan meninggalkan Vina sendirian disana. Ibunya sangat shock mendengar kabar itu.
Tapi, ternyata Gilang sudah datang lebih awal dengan kedua polisi!
To be continue~~~
Bagaimana selanjutnya???
Akankah masuk ke Koran tentang penculikan anak pengusaha kaya???
Dan bagaimana dengan GILANG dan VINA????
Semua ada di Chapter 6!!
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 18.22 0 komentar
Label: my story
~~~My Life in Indonesia~~~
Diposting oleh Laras Swift Bieber di 03.06 0 komentar
Label: my story