BLOGGER TEMPLATES AND iPhone Wallpapers »

Rabu, 30 Maret 2011

~~~My Life in Indonesia~~~

Cerita sebelumnya :


Revina yang malang. Hanya karena Ayahnya punya musuh, ia yang menjadi korbannya. Tapi, yang episode ini mungkin agak panjang, karena ada adegan Gilang dan teman-teman sebasketnya menyelamatkan Revina. Setelah itu tidak tau Revina akan dibawa kembali ke Amerika atau tidak. Simak saja! Setelah itu ada percintaannya. Gilang menyatakan perasaannya pada…..


Happy Reading!


~~~Chapter 5~~~


Kejadiannya begitu cepat. Revina disekap dan dimasukkan di dalam mobil. Tapi, Gilang yang sedang mengendarai sepedanya tidak berani berkutik melihat Revina begitu. Setelah mobil berjalan barulah ia mengikuti mobil tersebut. Ia lupa untuk menelepon polisi. Tapi, biarlah akan ia telepon setelah sampai di tempat tujuan agar polisi tidak ikut-ikutan mengikuti mobil seperti Gilang. Dan diberi alamat yang jelas tentang dimana Revina diculik.
“Kenapa ya orang-orang tadi menculik Vina? Dan kemana mereka pergi?” itu yang selalu digumamkan Gilang sambil mengendarai sepeda. Gilang mengendarai sepeda dengan ngebut agar tidak kehilangan jejak. Sesaat kemudian ia menyetop taksi karena ia berpikir nafasnya sudah ngos-ngosan jadi tidak mungkin mengejar dengan sepeda.
“Ikuti mobil itu, Pak!” suruh Gilang. Tidak lupa ia mencatat nomor mobil itu, agar jika kehilangan jejak bisa diberika pada polisi dan polisi dapat dengan mudah mengikuti mobil tersebut.
Sepertinya sudah lama sekali Gilang mengikuti mobil itu, tapi tidak kunjung berhenti juga. Dengan kaget, Pak supir taksi bilang, “Mobil itu mau kemana, Dek? Ini sudah di Cilacap lho.” Katanya begitu.
“Apa??!!!! Jauh sekali! Begini Pak, tadi saya melihat mobil itu menculik teman saya, saya tidak tau kenapa saya mau menyelamatkan teman saya itu.” Kata Gilang menyatakan permasalahannya.
“Oooo, begitu. Mengapa tidak minta polisi saja??? Ini sudah 500.000 lho.” Kata Supir taksi mengingatkan
Gilang mengecek uangnya. Untung masih ada 1 juta. Dan ia berkata pada pak supir, “Pak, ada 1 juta di dompet saya, bapak ambil aja yang penting harus sampai ke tempat penculik itu membawa teman saya.” Kata Gilang.
“Baik.” Jawab supir itu.
Akhirnya setelah lama menunggu Gilang sampai ke tempat penculik itu. Ternyata memang jauh tempatnya. Ia menanyakan lokasi pada Pak Supir dan berpikir sejenak, ‘kalau begitu besok aku bolos sekolah dong’. Itulah gumaman Gilang. Ia turun dan mengucapkan terima kasih pada supir taksi itu. Sekarang supir taksi itu kembali ke Jakarta dengan rasa lelah.
“kasihan juga Pak Supir itu. Gara-gara aku jadi harus kembali dengan capek.” Katanya dalam hati
Gilang bersembunyi di balik semak yang terdekat dari situ. Dan mendengarkan kedua orang yang menculik Vina itu dengan seksama. Setelah mendengar pembicaraan mereka ini, Gilang jadi mengerti mengapa mereka menculik Revina.
“Jadi Ayah Revina pernah bekerja sama dengan mereka. Dan mereka telah dipecat olehnya karena suatu permasalahn. Hmm, apakah lebih baik aku ke polisi atau tetap disini untuk mengawasi Vina kalau-kalau ia disakiti?” batin Gilang dengan ketakutan
Hari telah larut malam. Kemudian ia memutuskan untuk ke polisi besok pagi. Tidak enak juga ke kantor polisi malam-malam. Ia akan tidur di balik semak yang dingin itu. Ia sudah bertekad akan bangun pagi sekali agar bisa ke polisi di daerah sini dan menyatakan ada anak yang diculik. Dengan begitu persoalan akan menjadi mudah dan Revina akan selamat.
Malam itu indah. Bulan bersinar terang karena malam itu purnama. Gilang tidur diterangi cahaya bulan. Ia merasa bahagia karena sebentar lagi akan bisa menyelamatkan Revina Machbeth anak dari pengusaha kaya yang ada di Amerika! Saat itu ia mendengar suatu suara. Ya! Itu suara Vina. Ada apa sebenarnya?
“Tidak mau! Aku tidak akan pernah menandatangani surat itu! Ayah bisa marah! Kenapa kalian menculikku bodoh! Ibu pasti khawatir sekali di rumah!!” teriak Vina dengan menangis
“Ya Tuhan, tolong lindungilah Revina, jangan biarkan ia disakiti begitu oleh penjahat-penjahat itu. Kumohon Tuhan kabulkanlah doaku ini. Aku sangat menyayangi Vina, jangan biarkan ia terluka.” Itulah doa Gilang. Ia benar-benar tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan nasib Vina. Ia tidak bisa berdiam terus disitu tanpa melihat keadaan Vina. Saat itu Gilang benar-benar khawatir padanya!
“Dengar, Nak, kalau kau tidak mau menandatangani ini, aku akan membunuhmu.” Kata penculik itu
Gilang mendengar itu. Dan ia merasa air mata mengucur di pipinya. Tidak! Aku tidak akan membiarkan Vina dibunuh oleh bandit itu! Ia bangkit. Dan menggedor pintu rumah itu. Sang penculik kaget. Dikira yang datang polisi dan ia berkata pada Vina,
“Sekarang diam. Atau kau kubunuh.” Katanya sambil menuju ke pintu
Betapa terkejutnya ia ternyata yang datang seorang laki-laki.
“Mau apa kau?? Dan darimana kau tau kami disini?? Jangan-jangan kau mengikuti kami yaa??” Tanya sang penculik garang
“Bukan urusanmu.tolong jangan sakiti Vina. Jangan bunuh dia. Kalau kau mau bunuh saja aku! Aku rela mati, asal jangan dia yang kau bunuh!” kata Gilang dengan gagah berani.
“Ternyata kau temannya yaa. Hm, aku hanya menyuruhnya menandatangani kontrak tapi, ia tidak mau. Jadi, harus kuancam dengan itu.” Katanya santai
Vina bergumam. Itu kan Gilang. Ternyata pada saat aku diculik ia melihatnya dan mengikutiku sampai kesini. Wah, senang hatiku karena ternyata aku tidak sendirian di tempat yang seperti neraka ini. Ia berteriak dengan keras,
“GILANGGG!!!!!!!!!! TOLONNGGGGG!!!!!!” teriak Vina
“Vinaaaa!!! Kau dimana???!!! Aku datang untuk menyelamatkanmu!!!!!” teriak Gilang membalas sapaan Vina
“DIAAAMMM!!! Kalau kalian begitu terus bisa-bisa membangunkan tetangga dan akhirnya semua kemari.” Kata penculik itu garang
“Memang itu yang aku mau.” Kata Gilang santai
Penculik itu menatap Gilang sejenak. Dan berpikir dengan keras. Antara membiarkan anak ini bebas atau menyekapnya. Tapi, untung penculik ini bodoh, ia membiarkan Gilang bebas sehingga ia dapat melapor pada polisi.
“Baik. Kau pergi. Tapi, jangan kembali lagi. Awas kau!” kata si penculik
“Tapi, jangan sakiti Vina lagi. Jangan buat dia tersiksa atau aku akan kembali kesini lagi.” Kata Gilang
“Baik.” Kata penculik itu menutup pintu kembali
Semuanya kembali seperti semula. Tapi, tidak dengan yang diculik. Ia merasa kesepian, takut dan entah apalagi. Tapi, sekarang ia tau ia tidak sendirian. Gilang pasti akan dengan segera melapor pada polisi dan ia bisa bebas kembali. Sungguh tidak enak nasibnya. Disuruh menandatangani kontrak yang sama sekali tidak kumengerti, dan diancam akan dibunuh. Sepertinya ia mengenal orang yang menculiknya itu.
“Hey kau! Benarkah kau Pak Thomas?” Tanya Vina
“Kau ingat denganku ternyata yaa?” kata Pak Thomas
“Tentu saja! Dulu waktu aku masih sangat kecil dan Ayah sedang sibuk bekerja aku kan selalu bermain denganmu! Dan sekarang rupanya kau ingin bermain lagi yaa! Kangen denganku rupanya!” kata Vina
“Ya! Tapi, aku ingin membalas dendam pada Ayahmu yang telah memecatku dulu. Sehingga aku hidup sengsara. Dengan aku menculik mu pasti ia akan khawatir. Dan aku akan meminta tebusan yang besar agar tidak miskin lagi.” Kata Pak Thomas
“Ooooo, begitu. Tapi, bukankah kau dipecat waktu itu karena kesalahnmu sendiri?? Maksudku, kau kan membocorkan proyek penting pada orang asing dan maka dari itu Ayah memecatmu. Dia tidak salah.” Kata Vina
“Pokoknya bukan aku! Dia tidak pernah percaya padaku! Yang membocorkan itu Vana! Vana De Melbourne. Ia orang Australia. Dan akan disebarkan ke negerinya. Seharusnya Ayahmu tau soal itu! Aku jelas tidak mungkin! Aku lahir di Amerika dan setia pada Amerika!” kata Pak Thomas bercerita tentang masalahnya.
“Kenapa tidak kau ceritakan pada Ayah??” Tanya Vina
“Tadi kan sudah kubilang, dia tidak pernah percaya padaku!” katanya lagi.
Lama sekali mereka bercakap-cakap. Tapi, Pak Thomas merasa sudah berbincang terlalu panjang. Sehingga Vina mengetahui semua permasalahannya.
Keesokan paginya Pak Thomas sudah bangun. Untuk melihat apakh itu saat yang tepat untuk menelfon Nyonya Machbeth.
“Dengar, aku akan menelpon ibumu dan memberi tau dimana kau dan dengan siapa kau berada. Kuharap ibumu akan menyampaikan pesan ini pada Ayahmu tentunya!” kata Pak Thomas
“Silakan.” Kata Vina
Setelah menelpon, mereka pergi dan meninggalkan Vina sendirian disana. Ibunya sangat shock mendengar kabar itu.
Tapi, ternyata Gilang sudah datang lebih awal dengan kedua polisi!

To be continue~~~

Bagaimana selanjutnya???

Akankah masuk ke Koran tentang penculikan anak pengusaha kaya???

Dan bagaimana dengan GILANG dan VINA????

Semua ada di Chapter 6!!

~~~My Life in Indonesia~~~


Cerita sebelumnya  :  Vina dimarahi habis-habisan oleh Mamanya. Vina ingin kembali ke negeri aslnya, Amerika. Ia tidak ingin tinggal lebih lama lagi di Indonesia. Ia benci dan sangat ingin membalas dendam pada The Lollypop Girls yang telah membuatnya menangis. Padahal selama di Amerika ia dikenal sebagai gadis yang tomboy dan tidak pernah menitikan air mata.



Oya, sekedar info dari author, di chapter 4 ini bakalan ada sedikit petualangan dan lumayan panjang. Mungkin akan kubuat 10 halaman Ms.Word yang biasanya hanya 4 halaman saja.

Happy Reading!


~~~Chapter 4~~~


Revina Machbeth namanya. Dia adalah anak dari seorang pengusaha yang sangat kaya dari Amerika. Dan saat ini ada orang yang yang ingin menculik Revina, serta meminta tebusan yang sangat besar kepada Ayahnya, Tuan Machbet. Yah, hal ini terjadi ketika Revina akan pulang sekolah. Simak saja ceritanya!

“Mama! Aku berangkat sekolah dulu ya!” kata Vina seraya meminum segelas susunya dan roti buatan Mama yang paling disukai Vina
“Ya, Nak! Hati-hati! Mama punya firasat buruk!” kata Mamanya
Tapi, Vina sudah jalan keluar. Ia menyetir sepedanya begitu cepat, sehingga cepat sampai di sekolah. Mungkin ia takut terlambat, karena memang jam sudah menunjukkan pukul 06.45, sedangkan perjalanan ke sekolah amat jauh.
Di balik semua itu, ada seseorang yang sengaja mengikutinya. Ya, dia adalah Thomas Berkeley. Ia adalah sahabat Ayah Vina dulu, serta rekan kerja Ayahnya. Tapi, kemudian dipecat oleh Ayah Vina karena suatu kesalahan. Mungkin sekarang ia ingin membalas dendam padanya. Dengan cara menculik anaknya, Revina Machbet! Ia menjadi miskin juga karena Tuan Machbet yang memecatnya.
‘aku harus menculik anak itu. Dengan begitu aku akan kaya kembali. Dan tidak akan hidup sengsara lagi. Aku akan kaya. Awas saja kau, Machbeth! Aku akan membalas semua perlakuanmu selama ini!’ gumam Thomas Berkeley yang mengendarai mobil berwarna hitam.
Untung suasana jalan raya saat itu ramai, jadi tidak ada kesempatan baginya untuk menculik Revina. Revina mengendarai sepedanya lebih cepat lagi, karena merasa ada yang mengikutinya. Ia sampai di sekolah.
“Fuh, untung tepat waktu.” Gumamnya.
“Hey, Vin! “ sapa Gilang yang ternyata sudah memaafkannya atas kejadian kemarin.
“Emm… He.. hei, juga,” jawab Vina yang tampak sedikit gugup dan wajahnya memerah
“Kamu sakit, Vin?” kata Gilang khawatir
“Gak kok, Kak,” katanya lagi.
Revina segera masuk ke kelas dan menceritakan kejadian tadi pada Melinda sahabatnya.
“Masa?! Soalnya yang gue tau dia sangat sulit untuk memaafkan seseorang! Apakah sebenarnya dia suka sama kamu??” kata Melinda
“Ntahlah!! Aku sedang bahagia sekali!!” katanya tersenyum lebar
_____TENG!!!!!!!________

Bel berbunyi. The Lollypop Girls yang menguping pembicaraan Melinda dan Vina merasa sangat sebal. Mereka ingin sekali melabrak Vina, tapi mereka tidak mau dikeluarkan dari sekolah elit itu! Masa sudah susah payah masuk sini, taut au dikeluarkan secara tidak hormat!
“Pagi, Anak-anak.” Sapa Pak Tomy
“Pagi, Paaaaaak!!” jawab Anak-anak serempak
“Buka buku kalian halaman 88, dan Melinda bacalah halaman itu!” suruh Pak Tomy yang mengajar pelajaran IPA itu galak.
“Baik, Pak.” Jawab Melinda
“Zat adiktif adalah obat terlarang yang akan menyebabkan kecanduan bagi penggunanya. Keduanya, baik adiktif maupun napza merupakan bahan kimia yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang serta dapat mengakibatkan ketergantungan fisik dan psikologis. Efek samping penggunaan obat ini adalah menyebabkan kematian…” ucap Melinda
“Bagus, Melinda! Sekarang lanjutkan, Paramitha!” suruh Pak Tomy
Sysl gelagapan. Karena memang ia tidak menyimak. Ia sibuk berdandan dan bergosip dengan Ratu. Jadi ia tidak tau sedang membahas apa.
“Apa, Pak?” kata Sysl
“Kamu ngapain aja sih daritadi??!!! Kita sedang membaca tentang apa pasti kau juga tidak tau!! Sekarang keluar, dan hormat pada bendera sampai pelajaran saya selesai!” suruh Pak Tomy bengis.
“Tapi, Pak….” Kata Sysl meminta belas kasihan
“CEPAATTTT!!!!!” kata Pak Tomy
Sysl kesal dan keluar. Ia melihat matahari yang terik dan bergumam, ‘wah, kulit gue bisa dipanggang nih,’.
“Sekarang Revina lanjutkan!” suruh Pak Tomy
“Contoh zat adiktif adalah rokok. Rokok dapat digambarkan sebagai gulungan kertas berisi tembakau yang ditambahkan aroma tertentu. Pada tembakau terdapat kandungan nikotin, yang dapat menimbulkan rasa nikmat bagi si perokok, rasa nikmat tersebut merangsang para perokok selalu mengalami ketergantungan pada rokok, di samping itu pula dapat merangsang kelenjar adrenalin untuk memproduksi hormone yang mengganggu kerja jantung sehingga denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Padahal sebenarnya nikotin itu berpengaruh pada system kerja saraf otak sehingga terdapat rasa nikmat bagi perokok. Kepulan asap rokok…” kata Vina yang diputus oleh Pak Tomy
“Cukup, Revina. Terima kasih. Jadi intinya kalian tidak boleh merokok karena dapat menyebabkan kematian dan ….
TEEEETTTT!!!!!!!!!
“YEEEEEE!!!!!” teriak anak-anak bagaikan gila
“Ya kalian boleh istirahat. Dan salah satu dari kalian suruh Paramitha menghadap ke ruangan saya.” Kata Pak Tomy seraya meninggalkan kelas
“Aku aja yang memanggil Sysl.” Kata Vina
“Silahkan…” kata Adelia sang ketua kelas
“Heh, enak?? Berdiri panas-panasan kayak gitu?!” kata Vina dengan nada mengejek
“Sialan lo!! Awas lo!!” bentak Sysl tak mau kalah
“Terserah. Tuh kamu dipanggil Pak Tomy katanya suruh ke ruangannya. Mau dikasih plus plus hukuman kaliiii. Atau bonus hukuman.” Kata Vina mengejek dan langsung pergi sebelum Sysl sempat naik darah.
‘aduh, jangan-jangan gue mau dikeluarin lagi! Selama ini kan gue udah sering gak merhatikan pelajaran Pak Tomy!gawat kalo gini caranya! Apa sebaiknya gue ga datengin aja kali yak e ruangannya? Daripada dapet hukuman tambahan?’ gumam Sysl dalam hati
Akhirnya Sysl mendatangi ruangan Pak Tomy. Disana ia bertemu dengan Pak Mike kepala sekolah. Ia malu padanya. Lebih besar kemungkinan bahwa ia akan dikeluarkan dari sekolah terbaik di Jakarta itu secara tidak hhormat! Dan akan menjadi gossip di se Jakarta tentang Paramitha Sysl dan kenakalannya selama di sekolah sehingga menyebabkan ia di keluarkan. Dan belum lagi kekecewaan Ibunya yang sedang sakit parah. Runyam semuanya!
Itulah yang ada di benaknya. Bukan positif thinking melainkan negative thinking.
“Banyak sekali catatan kenakalanmu, Paramitha. Aku harap kau tidak terkejut mendengar ini.” Kata Pak Tomy
‘oh my god! Benar kan Pak Tomy ingin mengeluarkan aku! Apa yang harus ku lakukan?!’

***


Paramitha Sysl tidak dikeluarkan. Hanya diberi peringatan jika melakukannya lagi, maka ia akan benar-benar di keluarkan dari sekolah itu karena mereka tidak ingin ada anak yang membuat nama sekolah itu turun atau jatuh.
Bel pulang berbunyi. Revina segera mengambil seppeda dan segera pulang. Ia mengendarai sepeda dengan cepat karena takut ada yang mengikutinya. Benar dugaannya , taut au ada yang mendekapnya dan menculiknya. Siapa lagi kalau bukan Thomas Berkeley! Tapi, sayang ada yang tau hal itu. Dan mengikuti mobil yang menculik Vina.
Tidak lain adalah GILANG PADMAWIJAYA!


To be continue~~~~

Berhasilkah Gilang menyelamatkan Revina dari tangan penculik???

Dan bagaimana pendapatnya Ayahnya tentang ini???

Akankah Vina diamankan di AMerika bersama Ayahnya?
Simak di chapter 5!!!


Selasa, 29 Maret 2011

~~~My Life in Indonesia~~~

Cerita sebelumnya  :  Revina Machbeth berhasil menaklukan The Lollypop Girls. Dan mereka mau tunduk ke  Vina, Tapi, mungkin saja itu hanya bagian dari siasat cLollypop Girls. Karena geng itu terkenal dengan kelicikannya. Yah, semoga saja itu Cuma firasat author (A/N : Wii, ada aku segala… akakak)


~~~Chapter 3~~~~



The Lollypop Girls kini bingung mau melakukan apa. Ia ingin sekali tidak melakukan hukuman tersebut, tapi kalau itu membuat mereka akan dikeluarkan lebih baik tidak usah saja. Paramitha Sysl yang pertama kali menolak soal hukuman itu.

“Apa?! Harus masuk ke kelasnya Gilang?! Ngapain sih pakek nyangkut-nyangkut dia segala??!!!” katanya gusar
“Abis denger-denger kamu suka sama dia, jadiii… Supa buat kamu malu di depan dia! Hahaha! Udah, gak usah bawel---sini aku dandanin muka kamu jadi cantik!” kata Vina.
“Sorry ya! Gue gak sudi! Karma lo anak baru, dan belum tau peraturan disini, yaitu ‘enggak boleh berdandan aneh dan mengerjai teman dengan cara yang membuat teman itu malu’! anak baru aja jangan belagu deh!!!” kata Sysl tersenyum puas.
“Oooo, Cuma itu??? Kita bisa cari hukuman yang dibolehkan selain yang tadi! Misalnya dibuat supaya seluruh sekolah tertawa puas!” kata Vina yang merasa menang.
“Jangan senang dulu~ Aku udah bilang ke bokap gue, kalo dia bakalan kesini dan menghukum orang yang udah nyakitin gue!” kata Sysl merasa sangat menang
“Boleh juga. Kalo ada papamu pasti acara bakalan lebih meriah. Karena sebelum papamu sempat sampai disini aku udah bakalan dandanin kamu dan memulai pertunjukkan tanpa dia!” kata Vina sinis
“Tunggu! Gue gak tau Vin, lo ternyata sejahat itu! Gue udah denger semuanya! Rencana lo yang tolol itu!dan akal busuk lo yang lo kasih ke Sysl! Bener kata Sysl, lo itu anak baru jangan belagu!” kata Gilang yang tiba-tiba muncul dari  tanah(?)
“Tapi, Lang, ini kan pembalasan buat dia???” kata Vina yang merasa bersalah
“Labil lo semua! Ngapain pake balas dendam segala! Lagian yang direcokin bukan elo kok, elo yang repot sih! Selesaikan masalah dengan kepala dingin bisa kali~~~!” kata Gilang sengit.
“Rasain tuh! Yuk, cemaann, capcus!!!” kata Sysl pergi dengan teman segengnya

Revina Machbeth merasa bersalah. Tapi, temannya malah bilang ‘itu bukan salah lo kali, masa Cuma karena Gilang lo mundur, apa jangan-jangan lo suka ya sama Gilang?’. Semua pada heran akan kepatuhan Vina pada Gilang. Semua yang Gilang mau pasti dituruti olehnya. Padahal sebenarnya Vina punya kakak laki-laki, dan kakaknya itu meninggal. Ia menganggap siapa saja laki-laki yang lebih besar dan perhatian padanya sebgai kakaknya. Dan ia menyukai Gilang karena ia sangat mirip dengan kakaknya. A’Apakah Gilang adalah duplikat dari  Kak Yesuun?’. Itu pertanyaan yang selalu muncul di benak Vina. Ia ingin mengungkapkan rahasia itu, tapi sayang sekarang Gilang marah padanya. Ia mencoba ke kelas Gilang untuk minta maaf, tapi selalu mendapat jawaban yang sama ‘Gilang tidak ada di kelas’.
“Ugghhh!! Ini sudah yang ke 10 kali aku di tolak olehnya untuk minta maaf!” gerutu Vina pada Melin.
“Sabaaarrr…” kata Melinda

____TENG!!!!______ (A/N : Kayaknya udah lama banget gak pelajaran ya? )


“Belt uh. Rasanya seperti berabad-abad nggak masuk. Ya gak, Mel?” kata Vina
“Iya.” Kata Vina dengan malas.
“Anak-anak kamu tau kan kita kedatangan murid baru?? Dan ternyata murid baru itu baru pertama kali masuk sudah membuat masalah! Tadi Paramitha mengadu pada saya bahwa ia dilakukan tidak senonoh dengan murid itu! Coba mana murid itu, maju ke depan!” kata Pak Gathron
“Saya, Pak.” Kata Vina tanpa rasa takut
“Ooo, kamu anak orang kaya dari Amerika itu ya? Dasar~ enaknya kita  hokum apa nih, Anak-anak?” Tanya Pak Gathron
Tak ada anak yang menjawab. Karena semua merasa berterima kasih pada Vina yang telah membuat Lollypop Girls meminta maaf pada mereka. Menurut mereka, Vina itu pahlawan! Tapi, tentu saja Lollypop Girls yang mengajukan hukuman tapi ditolak. Karena Pak Guru ingin hukuman yang tidak ada sangkut paut dengan anak yang terlibat masalah.
“Yang lain tidak? Baik! Kau bebas dari  hukuman, Vina! Silakan duduk!” kata Pak Gathron.
“Terima kasih, Pak.” Kata Vina senang
‘sialan lo, Vin! Hmm, kali ini lo bebas, tapi liat lain kali! Lo gak akan bebas!’. Batin Sysl tajam.
“Yah, waktu kita sudah terbuang banyak.sekarang kita mulai saja ulangannya. Ulangan sejarah ya!” kata Pak Gathron yang membuat Vina kaget.
“Tapi,, Pak, saya baru masuk! Mana tau ada ulangan! Buku saja belum punya!” katanya membela diri.
“Kerjakan sebisamu!” Kata Pak Gathron yang tidak mau main-main kalo soal ulangan.
Kelas langsung sunyi. Ada keluhan-keluhan soal ulangan itu. Tapi, semua tidak mau diganggu. Mereka ingin mendapat nilai bagus. Kecuali Vina. Ia belum tau soal ulangan, karena baru dating tadi pagi. (A/N: Ternyata masih 1 hari ya?). The Lollypop Girls tentu saja tidak dapat mengerjakan soal dengan baik. Karena mereka bodoh. Dan tidak pernah belajar. Kerjanya hanya bersolek saja. Tapi, lain dengan Vina, ia pintar! Hanya Pak Gathron yang tidak mau memberi kesempatan padanya! Mungkin karena ia sudah bikin ulah di sekolah itu dan sok pahlawan kesiangan.
“Baik, Anak-anak, waktu habis. Kumpulkan ke depan dan kalian dapat pulang. Untuk Vina jika tidak mau dapat masalah, jangan cari gara-gara.” Kata Pak Gathron
‘mampus dah lu’. Gumam Sysl senang
Semua anak meninggalkan ruang kelas. Semua merasa kasihan pada Vina yang telah menolongnya itu. Mereka merasa tidak adil jika hanya Vina yang dimarahi. Padahal yang salah sudah jelas Sysl. Atau tapatnya Nyonya Sysl. Mereka masih saja memanggilnya dengan sebutan ‘nyonya’. Sungguh sebutan yang sangat aneh memang. Tapi, Vina bersyukur telah belajar kemarin, jadi masih bisa mengerjakan soal ulangan walau sedikit.
Tiba di rumah, Vina segera menuju kamarnya untuk ganti baju dan makan siang.
“Ma, menu makan siang hari ini apa?” Tanya Sysl
“Tidak ada. Mama sudah dengar dari kepala sekolah. Katanya kau sudah membuat onar ya, hm.” Kata Mama tampak marah
“Tapi, Ma, yang salah memang anak itu. Dia nyari gara-gara duluan beneran deh! Masa Mama ga percaya sama anaknya sendiri.” Kata Vina berusaha membela diri
“Dari kecil sifatmu memang seperti ayahmu. Panaik darah. Seharusnya kalau sudah tau begitu jangan kau ulangi lagi. Sudah, makanlah apa yang tersedia. Mama mau tidur.” Kata Mama menuju kamarnya
“Apaan tuh Mama. Kepala sekolah juga mengesalkan! Aku sangat ini kemabali ke Amerika! Aku  benci hidup disini!” katanya pada diri sendiri
Vina makan dengan lahap. Setelah itu ia bermain laptop di kamar. Ia ingin menelepon Ayahnya menggunakan Skype. Karena kalau pakai telepon rumah mahal.
“Ayah! Aku benci tinggal disini! Semuanya jahat! Teman, kepala sekolah, dan semuanya! Sangat buruk disini! Aku ingin kembali ke Amerika!” kata Vina dengan nada marah
“Sudahlah, sayang. 2 minggu lagi Papa kesana. Akan Papa marahi semua yang telah menjahatimu. Siapa yang menjahatimu?” Tanya Papa
“Teman dan termasuk Mama! Mama lebih percaya pada kepala sekolah itu, daripada aku anaknya sendiri! Sungguh memalukan!” katanya garang
tapi tau-tau Mama sudah mendengarnya. Dan menatap Vina dengan tajam.
“Sudah ya Pa. Daah!” kata Vina mematikan Skypenya
“Kau ngomong apa dengan Papa?” kata Mama marah
“Bukan urusan Mama!” jawabnya garang
“Sudah, Mama sudah mendengar semuanya! Dengar, Nak, kalau ingin punya banyak teman bukan begitu caranya…” kata Mama



To be Continue~~~~


Apa yg terjadi dengan Vina? Bisakah ia berubah?

Senin, 28 Maret 2011

~~~My Life in Indonesia~~~

Cerita sebelumnya :  Revina yang memaksa ingin tetap duduk dibelakang, akhirnya dihardik oleh “Lollypop Girls”. Lollypop Girls adalah sebuah geng yang berisi sekumpulan anak perempuan yang juga sangat centil dan hanya tertarik pada cowok yang tampan, keren, dan popular. Anggotanya adalah Paramitha Sysl ketua geng, Myoka Kartanirun, dan Ratu Shileena Putri..




~~~Chapter 2~~~


Saat itu Revina Machbeth sudah dibawa oleh ketiga anak-anak centil ke gudang. Tidak tau apa yang akan mereka lakukan disana. Yang pasti perbuatan yang jahat. Karena selama ini ada peraturan, “jika ada yang berani membantah The Lollypop Girls” akan disiksa oleh ketiga orang gila tadi.
“Mau apa kalian, hah??!! Dasar anak labil! Bisanya Cuma mencari gara-gara saja!” teriak Vina marah sambil meninju Sysil.
“Sialan lo, anak bawang!! Anak baru aja belagu banget sih lo!! Denger yaa, gue peringatin ama lo, gue ini dan temen-temen gue The Lollypop Girls kalo ada yang berani ngelawan langsung dapet masalah!!” katanya sengit
“Yayaya, emang gue pikirin!!! Elo piker gue takut ama kalian ini tikus-tikus jelek yang sok perfect. Sok cantik, sok gaul, sok segalanya?? Helloooo…. Sorry ya!! Gue ga takut!! Mau kalian permen lollypop kek, permen apelibel kek!! Bodo amat!” kata Vina kasar dan langsung pergi.
“Kayaknya ada korban baru nih. Dan lebih berani dari yang lainnya,” kata Ratu.
“Dan lo tadi liat matanya?? Warnanya BIRU. Kayaknya dia orang bule. Dan kemungkinan banyak yang suka sama dia. Jangan sampe dia tebar pesona sama gebetan kita.” Kata Paramitha Sysl. Dia bilang “gebetan” padahal sebenarnya tidak ada yang menyukai ketiga cewek centil itu. Selain mereka bodoh, juga sombong. Mana ada cowok yang mau sama cewek kayak gitu?? Yang tukang labrak, sok, egois, dan sok pinter?? Gak bakalan ada! Dan Gilang Padmawijaya aja lebih suka sama Vina, daripada sama mereka. Ini membuat mereka marah. Karena Gilang adalah orang yang mereka sukai.
“Kita harus buat perhitungan sama dia! Dia usah ngerebut pujaan hatikut Gilang! Dan udah ngerebut popularitas kita di sekolah ini! Liat terkenal banget!! Ih, muak gue litany!” kata Sysl.
“Jangan ngomel terus, kita kesana dan habisi si Bule Gadungan itu!!” kata Myoko anak yang paling sadis dalam hal melabrak. Mereka berjalan kea rah Vina yang sedang dikerubuti oleh fansnya yang sebagian besar adalah cowok. Mungkin cowok-cowok itu naksir dengannya.
“Hai, Vin!” kata Ratu sok akrab.
“Ngapain kamu?? Tadi aja kamu nyiksa aku sekarang malah baik-baikin! Mau kamu apa sih??? Aku gak ada urusan sama kamu! Yuk, Mel!” kata Vina mengajak Melinda Ryoko pergi dari situ. Tapi, dicegat oleh The Lollypop Girrls.
“Eiitt, lo piker tadi gue bener bener baikin lo??!!! GR banget lo!!! Kita justru mau bikin perhitungan ama lo!!! Jadi, lo jangan deketin Gilang lagi! Awas lo!” kata Sysl sengit.
“Emm… Sorry ya, kata Vina sengaja dengan logatnya. Dia yang deketin aku, dan katanya dia suka sama aku,” kata Vina dengan nada mengejek yang dalam hati ‘sukurin lo, emang enak, senjata makan tuan’.
“Waaa, jangan manas-manasin lo! Anak baru belagu banget sih!! Kita ini udah popular sebelum elo ada!! Dan kita donator sekolah terbersar! Kita bisa aja ngeluarin lo!!” kata Sysl. Tapi, setelah itu Pak Mike yang mendengar percakapan itu muncul.
“Maaf, tapi sekarang bukan kamu lagi donator terbesar. Karena Revina adalah anak dari pengusaha yang kaya di Amerika. Dan tentu saja konglomerat di Jakarta. Jadi, donator terbesar tunggal adalah Revina Machbeth,” katanya sambil berlalu.
“Kamu denger sendiri kan?? Jadi jangan macam-macam. Kalo aku mau aku bisa aja minta Papa buat ngeluarin kalian!! Ngerti!!” kata Revina tajam. Lalu, mereka bertiga pergi. Mungkin mengatur rencana untuk mengerjai Revina. Selama ini mereka terkenal dengan kenakalannya.
“Kamu hebat, Vin. Cuma kamu yang berani ngelawan mereka. Selama ini mereka kayak putrid, yang dibawah mereka dijadikan pelayan mereka. Mentang-mentang mereka donator terbesar. Tapi, sekarang kamulah donator terbesar. Mungkin mereka sedang mengatur rencana buat kamu. Hati hati saja.” Kata Melin
“Aku akan mengatur duluan dan membalas semua perbuatan mereka selama ini. Aku bakalan suruh mereka melayani setiap anak, jika tidak mau akan kukeluarkan, karena sekarang akulah donaur terbesarnya dan bukan mereka.” Kata Vina mengakhiri perkataannya. Melinsa tampak senang karena akhirnya si jahat berhasil dismunahkan, dan mungkin tidak akan seenaknya menyuruh orang lain lagi. Tapi, itu salah! Masih ada yang akan mereka lakukan! Mereka akan membalas dendam kepada Yang Mulia Revina Machbeth! Untung Vina lebih pintar.
“Hei, kalo kalian masih ingin tetap disni turuti dan layani semua orang yang perlu bantuanmu, kalo nggak akan kukeluarkan! Karena aku sekarang donatur terbesar di sekolah ini!” kata Vina
“Sudi!!” kata Sysl singkat.
“Ooo, jadi kalian mau aku keluarin?? Oke, gampang kok. Aku bisa telfon Papa dan minta agar kalian dikeluarin dari sini.” Kata Vina sambil mengambil HPnya.
“Ok!! Gue akan melakukan yang lo suruh. Tapi, karma terpaksa.” Kata Sysl ketakutan.
“Pertama, lkamu harus minta maaf atas semua perlakuanmu ke semua murid yang ada di seklah ini.” Kata Vina yang membuat ketiga cewek centil itu terbelalak.
“WHAT??!!! Minta maaf?? Ga pernah gue lakuin!!” kata Ratu.
“Oh, masa?? Tapi, bukankah kalian masih ingin bersekolah disini??” kata Vina mengancam dengan nada yang mungkin halus tapi sangat tajam bagi yang merasa tersindir.
“Tapi, siapa yang ngaduin semua perbuatan kita??!!! Oo…. Pasti elo kan Melindaaaiii!!!” kata Sysl sambil menyebut Melinda dengan sapaan yang tidak enak.
“Memang, Syslai.” Kata Vina membalas sapaan yang tidak enak tadi sehingga membuat Sysl cemburut.
“Semuanya dengar! The Lollypop Girls akan meminta maaf pada kalian! Dan mereka juga berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya!” kata Vina mantap.
“Beneran nih??” kata salah seorang anak.
“Iya!!!” kata Vina tidak sabar. “Ayo cepat minta maaf! Sebelum bel masuk berbunyi kembali.” Katanya lagi.
“Teman-teman, kami minta maaf yaa, karena telah mengganggu kalian selama ini. Dan telah menyakiti serta mengancam kalian jika tidak mau menuruti kami. Dan sekarang kalian boleh membalas, kalian boleh menyuruh kami sesuka hati kalian tapi, jangan yang aneh-aneh ya.” Kata Sysl mengakhiri permintaan maafnya.
“Oooo, tidak bisaa. Kalian saja dulu menyuruh kami aneh-aneh sekarang kami juga akan menyuruh kalian aneh-aneh dong.” Kata salah satu murid
“Ya, sekarang berikan saja.” Kata Vina
“Berjalan dengan kaki diangkat 1 dan wajah di coreng moreng keliling sekolah dan masuk ke ruang kelas Gilang!” kata Vina
“Kita gak pernah nyuruh kayak gitu!!!” kata Sysl membela diri
“Yaa, itu suruhan dariku. Sekarang cepat. Kami ingin tertawa sepuas-puasnya dan ingin mendandani wajah kalian yang akan coreng itu! Hahaah!” kata Vina
Lollypop Girl segera saja menurutinya. Daripada ia dikeluarkan dari sekolah itu. Walau sebetulnya ia malu sekali harus masuk ke kelasnya Gilang! Dan ia ingin membalas perbuatan Vina itu! Ia sangat dendam pada Vina! Tapi, di balik semua itu, mereka tidak ingin dikeluarkan dari sekolah itu. Dan juga tidak ingin melakukan hal yang memalukan dan membuat popularitasnya menurun.


To be continue ~~~

Apa yang akan terjadi selanjutnya?? Tuunggu di chapter 3 :D

Minggu, 27 Maret 2011

~~~My Life in Indonesia~~~

~~~ Chapter 1 ~~~



Namaku Revina Machbet. Ya, mungkin dari namaku saja sudah diketahui bahwa aku keturunan Bule. Ayahku lahir di Amerika, tapi Ibuku asli orang Indonesia. Ayahku adalah pengusaha yang sangat terkenal di Amerika. Dan kali ini aku mutasi ke Indonesia, negara kelahiran Ibuku. Mungkin Ayah tidak suka dengan Indonesia, tapi lain denganku! Aku sangat ingin melihat negara kelahiran Ibuku. Waktu itu ayah menolak habis-habisan saat akan dimutaasi ke Indonesia, negara yang menurutnya jelek dan tidak memiliki keindahan sama sekali. Akhirnya, Ayah memilih tetap di Amerika, sedangkan aku dan Ibuku pindah ke Indonesia. Disinilah kehidupanku dimulai!
"Pagi, sayang.. Hari telah pagi, bangun! Kau akan masuk sekolah baru, jangan sampai terlambat lagi!!" teriak Mamanya.
"Hoaaaam... I'm still sleepy, Mom," jawab Vina dengan logat Amerikanya yang khas. Yap, nama panggilannya Vina. Ia akan sekolah di SMU Sahabat yang ada di Jakarta. Dan itu akan membuatnya mendapat pengalaman yang amat mengasyikkan! "Berhenti bicara dengan logat macam itu! Kau harus bicara dengan logat Indonesia, dan menghilangkan aksen Amerikamu!" kata Mamanya garang. "Yah, baiklah Ma..." kata Vina sambil menuju ke kamar mandi. "Mama!!! Dimana shower, dan bathtub nya?!!" tanya Vina kaget. "Disini tidak seperti di Amerika. Kau harus membiasakan hidup di Indonesia yang lebih sederhana tentunya. Selama di Amerika kan kau hidup enak, disini kau..." kata Mamanya yang tidak sempat melanjutkan pembicaraan karna dipotong oleh Vina. "Mama!!! Mama pikir aku harus hidup seperti gelandangan yang tidak memiliki apapun?? Dan hidup dengan lemah?? Mau ditaruh dimana mukaku di sekolah, Ma??!!" kata Vina kesal. "Muka ya ditaruh di kepala," kata Mamanya santai. Vina selesai mandi dan langsung sarapan. Lalu, ia mengomel lagi pada Mamanya. "Benar kata Papa! Indonesia buruk! Lihat makanan itu! That's *junk food!" kata Vina. "Kau bawel sekali! Sudah, makan saja!!! Lama kelamaan kau akan terbiasa dengan makanan ini. Dengar, Ayahmu tak memberikanku cukup banyak uang, jadi aku harus menabubg," kata Mamanya tidak mau berkata apa-apa lagi. "Mana supirku, Ma?" tanya Vina yang telah selesai pada sarapannya. Ia ingin segera ke sekolahnya, dan melihat bentuknya seperti apa. Ia berniat untuk sombong karena pindah dari negara yang terkenal besar! Amerika! "Kau naik angkot!" kata Mamanya. "Angkot?! Kendaraan apa itu?!" tanya Vina. Itu semacam bus, hanya kecil." kata Mamanya. "WHAT?! Naik angkot? Emang kemana supirku?" kata Vina. "Dia gak ikut kesini..." kata Mama. "Yaudah, aku mau naik sepeda aja. Lebih bebas polusi, dan tidak merusak suhu bumi," kata Vina seraya mengambil sepedanya. "Selamat jalan, Nak! Semoga berhasil dengan baik berkenalan dengan teman baru!" teriak Mamanya. Revina Macbeth sudah tak sabar ingin menyombongkan diri bahwa ia adalah anak pengusaha yang paling kaya di Amerika dan tentu saja konglomerat di Amerika. Ia berhenti di suatu sekolah, namanya SMU Sahabat. "Ini sekolahku?! Lebih mirip kandang ayam!" batin Vina. Ia memasuki sekolah tersebut. Semua orang menuju padanya, karena kagun akan kecantikannya dan keanggunannya.  "Hei, kau anak baru ya?" tanya salah seorang anak yang bernama Gilang Padmawijaya. Gilang Padmawijaya adalah anak terkeren di sekolah itu. Dia anak basket, ketua OSIS, dan pandai dalam berbagai hal. Oya! Dia juga sangat.... PLAYBOY!! "Iya, aku anak baru disini. Siapa namamu??" tanya Vina dengan aksen Amerikanya yang lucu. "Lucu sekali cara bicaramu. Namaku Gilang. Kau darimana?? Sepertinya berbeda dari yang lain," kata Gilang. "Namaku Revina Macbeth." kata Vina singkat. "Apa?! Anak dari pengusaha kaya yang ada di Amerika itu??!!! Gak salah denger gue??!!" kata Gilang kaget. "Nggak kok... Kamu gak salah denger. Ya, ayahku mutasi kesini, tapi dia gak ikut. Hanya aku dan Ibuku. Dia masih ada urusan di Amerika, nanti 2 minggu lagi menyusul," kata Vina. "Wow, sini biar kuantarkan ke Kepala Sekolah," kata Gilang. "Thank you," kata Vina mulai menggunakan aksen Amerikanya yang membuat semua yang mendengarnya pasti tertawa mendengar logat yang sangat lucu itu!  "Pak, ada anak baru pindahan dari Amerika, namanya..." kata Gilang yang terputus karenga melihat tatapan mata Pak Mike Tromnbot. "Biar anaknya sendiri yang bicara," katanya dingin. "Ya, namaku Revina Machbeth,pindahan dari Amerika, anak dari pengusaha kaya yang ada di Amerika," kata Vina. "Oh, kau masuk 11A dan ini seragammu," kata Pak Mike.  "Terima kasih," kata Vina mencoba beraksen Indonesia yang membuat Pak Mike geli. "Kenapa Pak Mike tidak berbincang dulu?? Sungguh mengesalkan" kata Vina. Ia tiba di kelasnya, dan duduk di baris belakang yang ternyata tempat Paramitha Sysl anak tercentil di sekolah itu dan ketua geng.Anggotanya Myoka Kartanirun dan Ratu Shilenna Putri. "Heh, itu tempatku!! Anak baru di depan tuh!!!"kata Sysl.. "Aku dapet duluan..." kata Vina. Lalu, D'Centilers menghardik Vina... 

To be continue~~~~

bagaimana kisah Vina selanjutnya??? tunggu chapter 2 :D

Minggu, 06 Maret 2011

hello

lama juga yaak gue ga update nih blog ... Abis, ga ada waktu, internet belom di bayar #curcol. Aku punya sedikit masalah dgn sahabatku @firzafathia tapi dah baikan kembali kok .. Oh ya, ntar kalo internetku dah dibayar aku mau ngetik cerita baru lagi judulnya HE IS MY BOYFRIEND. Just enjoy. Doain makanya cepet dibayar okeey.
Dah yaa next time cerita lagi bye :*